Saat seperti ini seolah-olah tak ada batas antara bos dan karyawannya. Hal ini justru membuat para pekerja di perumahan itu menjadi betah dan bekerja dengan memberikan pelayanan yang terbaik.
Acara berlangsung hingga menjelang tengah hari. Tibalah kini saat yang dinantikan, pembagian doorprize. Istimewanya, pengundian doorprize hanya diperuntukkan orang-orang yang bekerja di Perumahan Seroja.
Sejak pagi, berbagai macam hadiah telah dipajang di sudut lapangan yang diteduhi oleh beberapa pohon pucuk merah.
Hadiah-hadiah menarik seperti televisi layar datar, sepeda, handphone, dan barang-barang elektronik lainnya, membuat mereka berharap menjadi pemenangnya. Tak terkecuali dengan Ayudia, ia berharap mendapatkan salah satu hadiah tersebut.
Namun, hingga pemenang hadiah terbesar, televisi layar datar, diumumkan, nama Ayudia atau Faris tidak disebutkan. Meski tidak mendapat hadiah, Ayudia tidak merasa kecewa. Ia meyakini bahwa rezeki tiap makhluk sudah Allah tetapkan dan tidak akan pernah tertukar.
Sebelum acara ditutup, seorang lelaki berusia 38 tahun, menaiki panggung. Lelaki itu adalah Hamid, seorang pengusaha furniture yang sukses.
Ia mengambil pengeras suara dan membuat pengumuman, "Bapak-bapak dan Ibu-ibu, saya harap bersabar sebentar. Saya akan mengambil secara acak nama dua orang peserta untuk mendapatkan dua hadiah terakhir."
Para peserta saling memandang penuh tanya pada orang yang duduk di sebelahnya. Mereka keheranan, tidak mengira masih ada hadiah yang belum dibagikan. Terlebih hadiah itu tidak pernah disebutkan sebelumnya.
Farida, yang bertugas sebagai MC , mendekati Hamid sambil membawa toples yang berisi gulungan kertas bertuliskan nama-nama peserta. Hamid memasukkan tangannya ke dalam toples, mengacak-acak isinya, dan langsung mengambil dua gulungan kertas.
"Pak, kami enggak tau, lho, ternyata masih ada hadiah lain," ucap Farida. "Sepertinya, hadiah ini istimewa. Boleh kami tau hadiahnya, Pak?" tanya wanita berhijab warna salem itu seperti mewakili rasa penasaran peserta lain.
"Mau tau aja, atau mau tau banget?" tanya Hamid. Senyum lebar menghias wajah tampan itu.