Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Dua Kali Lipat

6 Mei 2022   04:00 Diperbarui: 15 Oktober 2022   22:07 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi umrah.(sumber: Shutterstock.com via kompas.com)

Saat seperti ini seolah-olah tak ada batas antara bos dan karyawannya. Hal ini justru membuat para pekerja di perumahan itu menjadi betah dan bekerja dengan memberikan pelayanan yang terbaik.

Acara berlangsung hingga menjelang tengah hari. Tibalah kini saat yang dinantikan, pembagian doorprize. Istimewanya, pengundian doorprize hanya diperuntukkan orang-orang yang bekerja di Perumahan Seroja.

Sejak pagi, berbagai macam hadiah telah dipajang di sudut lapangan yang diteduhi oleh beberapa pohon pucuk merah.

Hadiah-hadiah menarik seperti televisi layar datar, sepeda, handphone, dan barang-barang elektronik lainnya, membuat mereka berharap menjadi pemenangnya. Tak terkecuali dengan Ayudia, ia berharap mendapatkan salah satu hadiah tersebut.

Namun, hingga pemenang hadiah terbesar, televisi layar datar, diumumkan, nama Ayudia atau Faris tidak disebutkan. Meski tidak mendapat hadiah, Ayudia tidak merasa kecewa. Ia meyakini bahwa rezeki tiap makhluk sudah Allah tetapkan dan tidak akan pernah tertukar.

Sebelum acara ditutup, seorang lelaki berusia 38 tahun, menaiki panggung. Lelaki itu adalah Hamid, seorang pengusaha furniture yang sukses.

Ia mengambil pengeras suara dan membuat pengumuman, "Bapak-bapak dan Ibu-ibu, saya harap bersabar sebentar. Saya akan mengambil secara acak nama dua orang peserta untuk mendapatkan dua hadiah terakhir."

Para peserta saling memandang penuh tanya pada orang yang duduk di sebelahnya. Mereka keheranan, tidak mengira masih ada hadiah yang belum dibagikan. Terlebih hadiah itu tidak pernah disebutkan sebelumnya.

Farida, yang bertugas sebagai MC , mendekati Hamid sambil membawa toples yang berisi gulungan kertas bertuliskan nama-nama peserta. Hamid memasukkan tangannya ke dalam toples, mengacak-acak isinya, dan langsung mengambil dua gulungan kertas.

"Pak, kami enggak tau, lho, ternyata masih ada hadiah lain," ucap Farida. "Sepertinya, hadiah ini istimewa. Boleh kami tau hadiahnya, Pak?" tanya wanita berhijab warna salem itu seperti mewakili rasa penasaran peserta lain.

"Mau tau aja, atau mau tau banget?" tanya Hamid. Senyum lebar menghias wajah tampan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun