"Mau tau banget, dong," sahut Farida diikuti tawanya pelan.
"Bapak-bapak dan Ibu-ibu tau saya mau kasih hadiah apa?"
"Tidaakkk," jawab peserta kompak.
"Oke, saya bacakan dulu nama pemenangnya, ya."
Hamid mengambil salah satu gulungan kertas di tangan kirinya, lalu membuka secara perlahan, membuat para peserta semakin berdebar menanti.
"Banu!" seru Hamid disambut tepuk meriah para peserta.
Ia kemudian mengambil sisa gulungan kertas dan membukanya. "Ayudia!" Kembali tepuk tangan bergema.
Lafaz hamdalah meluncur dari bibir tipis Ayudia meskipun ia belum tahu mendapatkan hadiah apa.
"Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, hadiah ini adalah sebagai rasa syukur atas kelahiran putra kembar saya." Wajah Hamid memancarkan kebahagiaan.
Ucapan hamdalah bergema dari lisan-lisan peserta yang hadir. Semua warga Perumahan Seroja tahu bahwa Allah baru memberi keturunan pada Hamid di usia sepuluh tahun pernikahannya.
Bahkan, dua tahun lalu, istri Hamid harus merelakan satu indung telurnya diangkat karena kanker ovarium.