*
"Mbak, terima kasih atas bantuannya, ya. Tanpa bantuan Mbak Ayu, Mas Bara tidak akan mendapat tindakan operasi. Entah kapan saya bisa membalas semua kebaikan Mbak Ayu," ucap Kania, adik ipar Ayudia, penuh rasa terima kasih.
"Alhamdulillah operasinya telah berjalan lancar. Sekarang Kania fokus aja merawat Bara agar lekas pulih," ujar Ayudia tulus.
"Maaf, ya, Mbak. Karena membantu kami, Mbak Ayu jadi batal umrah," kata Kania dengan penuh sesal.
"Enggak usah dipikirkan, rezeki itu rahasia Allah. Kalau sekarang Mbak belum bisa berangkat, berarti memang belum rezeki. Masih banyak kesempatan untuk menabung kembali." Ayudia mengusap bahu Kania lembut agar sang adik ipar menjadi tenang.
"Sekali lagi, terima kasih banyak, Mbak."
Ayudia mengangguk dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
"Kamu istirahat dulu, ya. Biar Mbak yang jaga. Nanti kalau Bara siuman, Mbak panggil Kania, ya."
"Baik, Mbak." Kania pun berlalu diiringi tatapan iba Ayudia.
Bara dan Kania baru menikah dua bulan yang lalu. Kandungan Kania yang baru berusia empat minggu tentu perlu perhatian khusus. Kania terlihat sangat lelah, tampak dari lingkaran hitam di sekitar matanya.
Bara baru bekerja lima bulan di sebuah perusahaan ekspedisi. Tiga hari lalu ia mengalami kecelakaan tunggal akibat mengantuk sepulang dari dinas malam. Akibat kecelakaan itu ia mendapatkan luka di beberapa bagian tubuhnya dan mengalami patah tulang selangka.