Mohon tunggu...
Tatiana Dayana
Tatiana Dayana Mohon Tunggu... Buruh - Makhluk Neverland

Aku bukan penikmat rindu, kopi, senja. Aku penikmat Kamu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fase Ironi (Sajak Rumah)

24 Juni 2019   00:45 Diperbarui: 16 Januari 2022   21:07 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku memikirkan bagaimana kalau aku terjebak lagi dijagad raya yang pekat

Aku memikirkan bagaimana kalau aku kembali tersesat dimalam yang kelam

Aku memikirkan bagaimana kalau aku kemudian mati ditusuk waktu oleh segala kondisi

"Jangan khawatir, aku juga sudah pernah salah memilih jalan, sudah pernah mengecap pahit yang menjanjikan"

"Kasihku, aku dan kamu sudah merasakan kekejaman waktu yang fana. Mereka menempa kita untuk benar-benar menjadi manusia, menuntun aku dan kamu menjadi kita"

"Baiklah tuan, aku tidak akan menjanjikan kefanaan. Akan ku buktikan atas nama semesta yang bersinggungan dengan masa depan, untuk menetap, untuk pulang"

Aku menulis namaku di lembar itu

Sambil menitikkan air mata, hawa perapian menghangatkan aku yang semula selalu mesra dengan dingin

Meskipun bahtera mampu melewati samudera, ia akan hancur diterjang badai kemunafikan

Meskipun istana menyimpan banyak harta, ia akan runtuh dihancurkan keserakahan

Nyatanya rumah dibelantara adalah tempat ternyaman dan teraman dari ancaman manapun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun