Pada hari kedua lebaran yang lalu, saya dan keluarga besar suami berkumpul di rumah salah satu kakak ipar yang tinggal di Tangerang Selatan yaitu di Perumahan Villa Bintaro Indah.
Mumpung sedang berkumpul, kami ingin menikmati kebersamaan dengan berkunjung ke tempat wisata yang cocok untuk orang tua dan anak-anak.
Kami mencari informasi tempat wisata yang dekat serta mudah dijangkau, dan akhirnya sepakat untuk mengunjungi Jakarta Escape Citypark yang berlokasi di Jalan Mabes 2 No 3 Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.
Berkunjung ke Jakarta Escape Citypark
Kami berangkat dari rumah kakak ipar pukul 07.00 WIB di hari ketiga Idul Fitri, yaitu pada hari Jumat tanggal 12 April 2024. Perjalanan sangat lancar dengan waktu tempuh 50 menit kami sudah sampai di sana.
Suasana masih sepi, saat melewati tempat pejagaan kami dikenakan biaya parkir sebesar Rp10.000,00 per mobil dan oleh petugas langsung diantar menuju tempat parkir yang tersedia di sana.
Kami duduk-duduk sebentar di sebuah bangunan dengan ornamen kayu ukiran dan foto bersama terlebih dahulu, untuk mengabadikan momen kebersamaan kami.
Kemudian kami menuju ke pintu tempat penjualan loket, setiap orang dikenakan tarif masuk sebesar Rp25.000,00 tetapi diberikan dalam bentuk voucher dan nantinya di dalam bisa digunakan untuk membeli makanan atau naik sepeda listrik.
Saat masuk kami langsung disuguhi pemandangan indah berupa kolam renang dan taman hijau yang terdiri dari pohon-pohon besar dan tanaman lainnya yang tertata dengan rapi.
Cuaca saat itu sedang mendung dan sedikit gerimis, pohon-pohonnya masih basah dengan air hujan sehingga udaranya terasa sejuk.
Pada beberapa pohon besar menempel anggrek bulan yang sedang berbunga, ada yang berwarna putih dan merah muda. Saya dan suami betah keliling melihat-lihat bunga anggrek tersebut dan berfoto di sana.
Kami melanjutkan perjalanan, dan bertemu dengan shuttle bus yang biasa berkeliling mengantarkan pengunjung.Â
Satu kendaraan kapasitasnya untuk 10 orang, dengan membayar tiket sebesar Rp10.000,00 per orang pengunjung diantar untuk melihat-lihat fasilitas yang ada di tempat tersebut yang luasnya 8 hektar.
Potongan tiketnya jangan sampai hilang, karena bisa digunakan untuk naik kendaraan tersebut tanpa membayar kembali.
Fasilitas di Jakarta Escape Citypark
Supirnya bertindak sebagai pemandu wisata, ketika berkeliling memberikan penjelasan kepada kami tentang fasilitas yang ada di situ.
Jakarta Escape Citypark sebelumnya dikenal dengan nama Rumah Perubahan, didirikan oleh Prof. Rhenald Kasali.Â
Awalnya tempat ini dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi calon wirausahawan, guru, pekerja sosial, pelajar dan mahasiswa.Â
Beberapa komunitas sudah terbentuk dari Rumah Perubahan ini antara lain komunitas pengolah sampah, komunitas entrepreneur modern, dan komunitas penulis perubahan.
Baru dua tahun ini tempat ini dibuka untuk umum, konsep yang diterapkan yaitu ruang terbuka hijau menggabungkan antara alam, manusia, dan teknologi.
Ada beberapa bangunan yang disewakan di tempat ini, bisa digunakan untuk acara keluarga atau pernikahan, dan ada juga tempat staycation bagi yang ingin berlibur di akhir pekan bersama keluarga.Â
Kami melewati kolam yang di atasnya ada bunga teratai, tempat berkuda, rumah adat Toraja yang di bawahnya ada kerbau yang bernama Todi, rumah Turki dan bangunan unik lainnya, kafe, serta rumah tempe.
Biasanya pengunjung bisa melihat proses pembuatan tempe, tetapi karena masih libur Idul Fitri para pekerjanya sedang pulang.
Sekeliling tempat yang kami lewati banyak pohon-pohonnya yang diberi keterangan tentang nama, usia dan manfaat pohon tersebut.
Tulisan di pohon sangat menarik bagi anak usia TK atau SD karena dibuat berbentuk narasi, sehingga ketika berkeliling bisa sambil belajar mengenal tanaman yang ada di sana.Â
Kendaraan yang membawa kami berhenti di depan rumah bambu, kami turun di situ karena ingin melihat aneka satwa yang berada di dalamnya.
Kebun Binatang Mini di Rumah Bambu
Untuk masuk ke rumah bambu, pengunjung dikenakan biaya Rp25.000,00 per orang. Bisa juga menggunakan voucher yang didapat saat di depan, apabila kurang tinggal menambah saja biayanya.
Di dekat petugas ada gambar bunga bangkai, saya menanyakan apakah sedang berbunga. Kata petugas baru berbunga tahun kemarin, dan harus menunggu 5 sampai 8 tahun lagi untuk berbunga.
Pada saat masuk, pengunjung diberi satu ikat wortel untuk memberi makan hewan yang ada di dalam.
Disebut rumah bambu karena di dalamnya ada berbagai macam jenis tanaman bambu, antara lain ada bambu Guadua, bambu hitam, bambu Papua, bambu Jepang, bambu kuning, dan bambu gombong.
Pada setiap area bambu ada tulisan namanya. Selain ada nama bambu, ada juga tulisan motivasi dari Bapak Rhenald Kasali serta ajakan untuk mencintai alam dan lingkungan sekitar.
Ada beberapa hewan yang bisa dilihat oleh pengunjung, antara lain kambing, marmut, kuda Sumbawa, angsa, kalkun, rusa, reftil, berang-berang, dan domba Australia.
Wortel yang kami bawa diberikan kepada kambing, domba dan rusa. Rusa di sini sangat jinak, bahkan mengikuti kami terus sampai ke tempat berang-berang. Saat kami foto bersama, rusanya juga ikutan foto.
Di tempat reftil ada beberapa jenis ular, kura-kura dan iguna. Bagi pengunjung yang berani bisa berfoto sambil memegang ular sanca yang berwarna kuning.
Sebelum keluar dari rumah bambu, ada tempat duduk dan disediakan air dari tanaman telang yang bisa diminum oleh pengunjung. Kami duduk di situ sebentar sambil menikmati kesegaran air telang.
Ke luar dari rumah bambu merupakan area Sunday market. Di sini ada kafe, resto dan ada juga produk UMKM tetapi hanya sedikit yang berjualan.
Di dekat Sunday market ini ada area burung dan lapangan untuk memanah. Terdapat juga rumah Victoria, di depannya ada sebuah beca yang bisa digunakan untuk spot foto.
Banyak kursi-kursi dan ayunan yang disediakan di sekitar kafe, sehingga pengunjung bisa duduk sambil menikmati makanan yang dipesan.
Saat kami sedang duduk, Pak Rhenald Kasali lewat. Beliau sedang berkeliling bersama beberapa orang, tadinya saya mau mengejar untuk minta berfoto tetapi tidak jadi karena beliau sudah jauh.
Di salah satu dinding kafe terdapat pigura berisi tulisan tangan tentang kesan dari tokoh-tokoh terkenal yang pernah berkunjung ke sini antara lain A.M Hendro Priyono, Yeni Wahid, Akbar Faisal, Bivitri Susanti, dan Ganjar Pranowo
Sebetulnya ananda serta keponakan ingin naik sepeda listrik dan ATV, tetapi penyedia jasanya tidak datang hari itu.
Pukul 11. 00 WIB kami meninggalkan tempat tersebut, karena tidak ingin ketinggalan salat Jumat bagi bapak-bapak dan anak laki-laki.
Wasana KataÂ
Itulah pengalaman kami saat mengunjungi Jakarta Escape Citypark, selama 3 jam berada di sana kami bisa menikmati keindahan alam, mengenal tumbuh-tumbuhan dan memberi makan kepada hewan.
Kami tak menyangka ada ruang hijau terbuka yang bisa dikunjungi bersama keluarga saat liburan,yang lokasinya dekat pusat kota yaitu di perbatasan antara Bekasi dan Jakarta Timur.
Kepenatan akan hilang saat mengunjungi Jakarta Escape Citypark ini karena bisa menikmati udara segar dan semua area yang ada di sana bisa dijadikan spot foto yang cantik. Â
Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu
Tulisan ke-35 di tahun 2024
Cibadak, 21 April 2024
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H