Bu Dini pernah bertanya kepada Faiz apakah pernah ada yang membullinya di sekolah, tetapi dia menjawab tidak ada. Wali kelas dan guru BK juga pernah menanyakan hal yang sama.
Faiz tidak bisa mengucapkan huruf R dengan jelas. Kalau kata orang sunda menyebutnya cadel. Bu Dini khawatir hal tersebut menjadi bahan candaan teman-temannya.
Apa yang Dilakukan oleh Ibu Dini Ketika Anaknya Mogok Sekolah?Â
Sampai hari Jum'at Faiz tidak masuk sekolah, Bu Dini tetap berkomunikasi dengan wali kelas dan menginformasikan tentang kondisi anaknya.
Suami Bu Dini kerja di Bandung, dan pulangnya seminggu sekali. Jadi di hari kerja, Bu Dini hanya berdua saja di rumah dengan Faiz. Sedangkan kedua kakak Faiz ada di rumah bila libur kuliah saja.
Bu Dini merasa bisa stress bila setiap pagi harus menghadapi anaknya yang seperti itu, dan khawatir pendidikan anaknya menjadi terganggu karena masalah ini.Â
Jadi beliau cerita ke temannya yang bisa dipercaya. Atas saran dari temannya, pada hari Sabtu Bu Dini membawa Faiz ke psikolog yang ada di Rumah Sakit swasta.
Sebelumnya Bu Dini berbicara dulu ke anaknya apakah mau diajak ke sana. Faiz bertanya untuk apa menemui psikolog.
Setelah dijelaskan Faiz pun mau diajak ke sana. Saat bertemu psikolog, awalnya Bu Dini ikut mendampingi Faiz dan membicarakan masalah yang terjadi.
Kemudian Bu Dini meninggalkan Faiz berbicara berdua saja, terdengar mereka ngobrol dan sesekali tertawa.
Setelah selesai, Bu Dini dipanggil kembali. Faiz terlihat ceria dan mereka pun pulang. Bu Dini menaruh harapan anaknya bisa semangat lagi seperti dulu.