Setiap pagi dari hari Senin sampai Jum'at, Bu Dini menyiapkan sarapan dan bekal makanan untuk anak bungsunya yang saat ini duduk di kelas IX SMP.
Setelah mandi dan sarapan, puteranya yang bernama Faiz pamitan dan mencium tangan ibunya. Waktu masih menunjukkan pukul 06.15, walaupun Faiz masuk sekolah pukul 07.00 dia sudah berangkat sepagi ini.
Bu Dini menatap punggung anaknya yang keluar dari rumah dengan perasaan senang, karena anaknya semangat berangkat ke sekolah.
Beliau teringat dengan kejadian dua tahun yang lalu saat puteranya masih duduk di kelas 7, tiba-tiba mogok sekolah beberapa minggu.
Saat itu Bu Dini dan suaminya sempat kebingungan karena anaknya yang ceria, supel dan semangat saat di SD tiba-tiba bisa berubah seperti itu.
Berbagai macam usaha dilakukan oleh Bu Dini dan suaminya agar anaknya mau sekolah kembali.
Berubah saat Pandemi
Faiz merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, kedua kakaknya sudah kuliah di Perguruan Tinggi yang ada di Bandung.
Saat masih duduk di SDIT, Faiz tidak mengalami kendala sama sekali. Saat pandemi datang, Faiz masih duduk di kelas 5 semester 2.
Pembelajaran mulai dilaksanakan secara daring sampai Faiz duduk di kelas 6 semester 1, sedangkan di semester 2 pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka terbatas sampai Faiz lulus.