Tiba-tiba Mogok SekolahÂ
Hari Senin itu Faiz mulai belajar secara tatap muka penuh. Sejak pagi Faiz selalu mengulur-ulur waktu, mandinya lama dan setelah memakai seragam mengeluh sakit perut sehingga masuk lagi ke WC.
Bu Dini mengetuk pintu dan meminta Faiz segera keluar, setelah keluar Faiz bukannya segera berangkat tetapi duduk di kursi ataupun masuk lagi ke kamar.
Karena kesal melihat kelakuan anaknya, Bu Dini menarik tangan anaknya supaya keluar dari kamar tetapi Faiz tetap bertahan dan tidak mau berangkat sekolah.
Faiz terlihat gugup, tetapi Bu Dini tidak memperhatikannya. Setelah jam 07.00 Bu Dini menyerah, sehingga hari itu membiarkan Faiz tidak masuk sekolah.
Di hari berikutnya masih sama, sehingga Bu Dini datang ke sekolah dan menemui wali kelas untuk membicarakan tentang anaknya dan meminta pendapatnya apa yang harus dilakukan agar Faiz mau sekolah.
Di hari ketiga, Faiz mau berangkat ke sekolah dan diantar oleh ibunya tetapi tidak mau ke kelas. Akhirnya Faiz berbicara dengan wali kelasnya dan guru BK.
Ketika diajak ngobrol oleh wali kelas dan guru BK, sikap Faiz biasa saja dan menjawab semua pertanyaan yang diberikan kepadanya. Wali kelas dan guru BK menasihati dan memberikan motivasi kepada Faiz agar semangat belajar.
Setelah selesai dinasihati, Faiz tetap tidak mau masuk ke kelas. Sepertinya ada perasaan takut bertemu dengan temannya dari kelompok 2. Bu Dini akhirnya membawa anaknya pulang ke rumah.
Setelah berganti seragam, sikap Faiz biasa lagi ke Bu Dini dan ketika ditanya apakah besok mau sekolah maka dia menjawab iya mau masuk sekolah.
Besok paginya Faiz seperti biasa sarapan, mandi dan berganti seragam. Anehnya setelah memakai seragam, Faiz menjadi terlihat gugup, tangannya dingin dan berkeringat. Â Walaupun sudah dibujuk oleh ibunya, Faiz tidak mau berangkat ke sekolah.Â