Mohon tunggu...
Eta Rahayu
Eta Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Hidup tidak membiarkan satu orangpun lolos untuk cuma jadi penonton. #dee #petir etha_tata@yahoo.com | IG: @etaaray

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manifestasi Ungkapan Berikan Kailnya, Jangan Ikannya: Berikan Tanahnya, Biar Dikelola

26 Januari 2025   23:32 Diperbarui: 26 Januari 2025   23:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bosco Verticale, Milan | urbandesignlab.in

Pemanfaatan lahan di Desa Tengkurak ini menunjukkan bagaimana pengelolaan lahan yang tepat dapat mendukung ketersediaan pangan lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Perlu dicatat, Badan Bank Tanah tidak memperoleh lahan secara serampangan. Ada sejumlah mekanisme yang memastikan tanah tersebut memang dapat dikelola oleh Badan Bank Tanah.

Justru, Badan Bank Tanah menjamin adanya kepastian hak atas tanah bagi masyarakat. Atau dengan kata lain, Badan Bank Tanah menghempaskan rasa was-was akan konflik lahan.

Misal dalam kasus lahan tambak, masyarakat sudah menabur benih ikan untuk pembesaran. Setelah masa panen tinggal menghitung hari, ada klaim pihak lain perkara lahan itu. Konflik lahan pun terjadi, dan usaha yang sudah dilakukan menjadi sia-sia. Alih-alih meraup untung, petambak harus berurusan dengan hukum.

Petambak bisa panen dengan bahagia tanpa konflik lahan | Foto: Akun X Badan Bank Tanah (cropped)
Petambak bisa panen dengan bahagia tanpa konflik lahan | Foto: Akun X Badan Bank Tanah (cropped)

Badan Bank Tanah: Instrumen Pendongkrak Kesejahteraan Masyarakat Desa

Perjanjian Hak Guna Usaha | Foto: banktanah.id 
Perjanjian Hak Guna Usaha | Foto: banktanah.id 

Berikan kailnya, jangan ikannya! Kerjasama Badan Bank Tanah dengan BUMDes Berdikari Serang ini bukan sekadar ungkapan semata. Namun begitulah adanya. Litterally.

Badan Bank Tanah menjemput bola dengan menawarkan pengelolaan pada pihak desa agar lahan produktif itu tidak terlantar. Dan menurut saya, ini adalah langkah cerdas!

Kenapa? Karena kerjasama ini menegaskan jika Badan Bank Tanah juga bisa menjadi instrumen sekaligus katalis kesejahteraan masyarakat. 

Kita tahu bahwa salah satu penggerak ekonomi masyarakat desa adalah BUMDes. Dengan adanya dana desa, desa diharapkan mampu mengelola potensi desanya menjadi semakin bernilai ekonomi dan mensejahterakan warganya.

Bicara kesejahteraan tentu banyak indikatornya. Badan Pusat Statistik dalam rilis buku terbarunya, Welfare Indicators 2024, mengelompokkan parameter kesejahteraan pada delapan aspek. Empat di antaranya adalah kesehatan dan gizi, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, juga kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun