Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Tergantungnya Mata Mungil

6 November 2018   12:16 Diperbarui: 6 November 2018   13:43 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foyo Imam Sainusi, Pesantren Nuris Jember

            Aku bosan...

Awan itu berjalan melintasi bulan. Tak peduli bahwa ia tengah sendiri. Kemana sang bintang? Bosankah tuk dekap ketakutan? Sungguh kejam! Tak lihatkah, tangis bulan itu memadamkan banyak kawan. Jangan pergi bintang. Karena kau, wajah rupawannya tenggelam. Ditelam suram yang tengah menjerit senang. Kini yang tersisa hanya dendam dan kebencian. Maka janganlah kau utarakan, cukup simpan dalam-dalam dan kuburkan dengan iman. Oh tidak! Sekawanan burung mengacaukan. Aku mohon, jangan buyarkan tatap ini pada bulan. Masih kunikmati bayangan tangan yang menggenggam erat senyuman.

Kuintip mata mungil dari atas kepala. Kini ia tengah tertunduk menatap sajadah. Lama sekali ia berdiam diri seperti itu. tak lelahkah ia.

" Sedang apa mata mungil?" tanyaku pada sajadah. Ia mengernyit tak mengerti.

" Siapa mata mungil?" benar juga. Ia tak tahu siapa itu mata mungil.

" Maksudku Tuan Ali, sedang apa dia?"

" Oh... tuan Ali. Tentunya ia sedang melakukan kebiasaannya saat di surau." Surau? Jadi tempat ini bernama surau.

" Apa itu?"

" Kau tak tahu? Bukannya engkau sering dipakai oleh orang yang taat beragama?"

" Entahlah... usiaku baru berumur tiga minggu. Tentunya masih perlu banyak belajar."

" Baiklah... aku mengerti anak muda. Tuan sedang berdikir. Ia sedang mengagungkan Tuhannya dengan menyebut namanya berulang kali."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun