Mohon tunggu...
Tari Uswatun Nisa Siregar
Tari Uswatun Nisa Siregar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKM UIN Sumatera Utara Medan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ibu Kota Nusantara (IKN): Merangkai Masa Depan Indonesia di Jantung Kalimantan Menuju Era Kota Pintar Ramah Lingkungan

1 Januari 2024   16:30 Diperbarui: 2 Januari 2024   21:49 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pemindahan IKN juga diharapkan dapat memperkuat karakter bangsa dan mendorong pembangunan yang lebih merata di berbagai wilayah. Keputusan ini telah disahkan melalui RUU tentang IKN dan diharapkan dapat memberikan manfaat lebih besar bagi bangsa Indonesia. Beberapa faktor mendorong kebutuhan pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan. Salah satunya adalah untuk menemukan posisi sentral Indonesia sebagai negara kepulauan, sehingga pemindahan IKN diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat yang lebih merata dan menghadapi perkembangan ekonomi dan penduduk di masa depan.

Pemindahan IKN juga dilakukan untuk pemerataan dan keadilan, mengingat sebagian besar aktivitas ekonomi dan populasi terpusat di Pulau Jawa, sementara Indonesia memiliki 17.000 pulau. Lokasi strategis, kedekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang, ketersediaan lahan, dan infrastruktur yang relatif lengkap juga menjadi pertimbangan penting. Selain itu, kondisi objektif Jakarta yang tidak cocok lagi sebagai IKN, seperti kepadatan penduduk, kemacetan, dan masalah lingkungan, juga menjadi faktor penting dalam pemindahan IKN. 

Pemilihan Nusantara di Kalimantan Timur

Nusantara di Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi ibu kota baru Indonesia karena beberapa faktor penting. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Nusantara di Kalimantan Timur menjadi ibu kota baru:

  • Lokasi strategis: Nusantara terletak di tengah-tengah Indonesia, yang memungkinkan memperoleh manfaat dari posisi sentral yang ideal.
  • Koordinasi dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang: Nusantara akan menggantikan Jakarta sebagai ibu kota, dan pemindahan ini diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat yang lebih merata dan menghadapi perkembangan ekonomi dan penduduk di masa depan.
  • Infrastruktur yang relatif lengkap: Nusantara memiliki infrastruktur yang cukup untuk mendukung pembangunan ibu kota baru, termasuk Istana Negara, Gedung MPR/DPR, dan perumahan di area utama IKN.
  • Persediaan lahan yang dikuasai pemerintah: Pemindahan ibu kota ke Nusantara diharapkan mencapai biaya total kebutuhannya mencapai Rp466 triliun, dari mana 19% akan diterima dari APBN.
  • Pemkuat karakter bangsa: Pemindahan ibu kota ke Nusantara diharapkan akan memperkuat karakter bangsa dan mendorong pembangunan yang lebih merata di berbagai wilayah.

Pemindahan ibu kota ke Nusantara di Kalimantan Timur merupakan bagian dari Visi Indonesia 2045 dan diharapkan menciptakan pusat-pusat yang lebih merata dan menghadapi perkembangan ekonomi dan penduduk di masa depan.

Dikutib dari sekretariat kabinet Republik Indonesia Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan wujud perubahan peradaban Indonesia dengan menghadirkan konsep pembangunan Indonesiasentris. Melalui pembangunan IKN, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembangunan dan angka perekonomian daerah yang tinggi nantinya tidak lagi hanya terpusat di Pulau Jawa. Hal ini disampaikan Presiden dalam sambutannya pada kegiatan Ibu Kota Nusantara Sejarah Baru Peradaban Baru di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (18/10/2022).

"Indonesia perlu keadilan ekonomi, sekali lagi ada 17 ribu pulau, bukan hanya satu pulau. Perlu kesetaraan pembangunan, perlu pemerataan pembangunan. Ini yang ingin kita hadirkan yaitu dengan membangun Ibu Kota Nusantara," ucap Presiden.

Presiden menuturkan, Nusantara dibangun dengan konsep kota pintar masa depan berbasis alam dengan 70 persen area di IKN merupakan area hijau. Lahan yang digunakan dalam pembangunan IKN saat ini, kata Presiden, merupakan hutan produksi monokultur dengan satu jenis pohon yaitu pohon eukaliptus yang ditebang setiap enam sampai tujuh tahun sekali.

"Itu hutan produksi yang setiap enam tahun, tujuh tahun ditebang. Ini yang kita ingin kembalikan. Justru nantinya (kita) ingin jadi hutan heterogen dengan pohon asli dan endemik dari Kalimantan, sehingga kita harapkan nanti menjadi hutan hujan tropis lagi, tropical rain forest lagi di Kalimantan," lanjutnya.

Langkah pertama untuk mewujudkan hal tersebut yaitu pemerintah menyiapkan pusat persemaian yang telah dibangun pada bulan Juni lalu. Presiden berharap persemaian dengan luas lahan 15 hektare tersebut akan mampu menghijaukan kembali Kalimantan dengan penanaman berbagai jenis bibit tanaman.

"Luas lahan persemaian ada kurang lebih 15 hektare dengan embung 7 hektare. Kita harapkan selesai nanti di awal tahun yang kapasitas bibitnya setiap tahun bisa menghasilkan kira-kira 15 juta bibit per tahun," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menjelaskan bahwa sumber energi di IKN nantinya berasal dari energi terbarukan atau renewable energy. Termasuk dalam hal transportasi, Kepala Negara menyebut pemerintah akan mengembangkan teknologi kendaraan otonom berbasis listrik atau autonomous vehicle (AV).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun