Luar biasa kan? Â Setelah lulus S1 para mahasiswa ini bisa bekerja di Kantor berita yang sudah mereka rintis sebelumnya.Â
Tugas seperti ini jauh lebih bermanfaat dari Skripsi, Â dan kira kira juga sama tingkat kesulitan nya. Â Namun efek positif yg dihasilkan lebih besar dibandingkan skripsi.Â
Coba berkaca kepada Negara Israel, syarat untuk lolos dari fakultas ekonomi adalah dengan membuat proyek bisnis atau saham yang bisa menghasilkan keuntungan hingga 1 juta Dollar atau 15 Milyar rupiah. Setelah itu mahasiswa baru dinyatakan lolos dari kampusnya.
Bayangkan, betapa hebatnya Israel dalam  melatih mahasiswanya untuk membangun bisnis. Tidak hanya itu bisnis yang sudah memiliki keuntungan tersebut bisa mereka lanjutkan setelah menerima ijazah dari kampus.
Israel lebih mementingkan karya mahasiswa nya dibandingkan skripsi atau tugas tulisnya.
Begitu juga dengan Singapura yang akhir-akhir ini menghapus system ranking dalam dunia pendidikannya, bisa jadi beberapa tahun kedepan merekapun juga akan menghapus system Skripsi atau tidak mewajibkan skripsi kepada mahasiswanya.
Lalu bagaimana dengan kita, Indonesia?
Segitu pentingkah skripsi dalam pendidikan mahasiswanya? Sehingga banyak potensi mahasiswa yang mati hanya karena kewajiban skripsi ini.
Semoga saja hal ini cepat berlalu, Insya Allah.
Salam dari Kairo, Mesir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H