Bagaimana tidak, disaat jutaan mahasiswa yg lain mesti bergelut dengan dilemma skripsi, Bayu Skak secara mulus bisa diloloskan tanpa syarat tugas ataupun Skripsi.
Menurut keterangan pihak kampus, Bayu Skak diluluskan bukan tanpa alasan, pasalnya Bayu Skak sukses menggarap proyek filmnya dan ditonton oleh ratusan ribu orang. Proyek film inilah yang dijadikan alasan cutinya di kampus.
Film yang sukses digarap itu merupakan prestasi Bayu Skak dan membuat pihak kampus bangga, terlebih Jurusan tempat ia belajar, dan itulah yang dijadikan syarat kelulusan.
Kalau boleh jujur, saya sangat senang mendengar hal ini. Ternyata masih ada pihak kampus yang lebih mengutamakan prestasi anak didik dengan mendukung Mahasiswa nya untuk berkarya. Dan karya tersebut dijadikan sebagai alasan Kelulusannya.
Skripsi itu memang menjadi momok bagi setiap mahasiswa. Mereka menghabiskan banyak energi dan fikirannya dengan mencemaskan skripsi ini, belum lagi waktu yg dihabiskan untuk menyelesaikan tugas ini bisa dibilang tidaklah sebentar.
Namun kenyataan nya, setelah mereka habiskan waktu dan tenaga setahun lamanya untuk skripsi ini. Selesainya wisuda mantan mahasiswa ini malah membuang skripsinya jauh-jauh dari kehidupannya.
Saya memiliki beberapa orang teman yang mengaku Skripsinya itu tidak terlalu membantunya dalam dunia kerja ataupun dunia bisnis yang ia geluti. Itu sangat disayangkan, padahal mahasiswa ini sudah mati-matian menyelesaikan Skripsi bahkan ada yang butuh dua atu tiga tahun untuk menyelesaikannya, lalu setelah itu apa?
Cobalah lihat Negara-negara di Timur Tengah, seperti yang saya alami di Universitas Al-Azhar Mesir. Â Untuk pendidkan S1 Al-Azhar tidak membebani mahasiswanya dengan Magang, Skripsi ataupun tugas tulis lainya.
Syarat untuk lulus S1 Â di Al-Azhar Mesir hanyalah dengan mengikuti ujian tulis dan ujian lisan yang diadakan selama 1 bulan lamanya, setelah itu seluruh mahasiswa yang lolos ujian bakal diberikan Ijazah kelulusan Lc (Licence) dan mereka pulang ke tanah air dan mengabdikan diri dalam dunia pendidkan dan dakwah.
Kedengarannya sangat enak bukan?Â
Mahasiswa Al Azhar tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk menyusun Skripsi. Walaupun begitu, kemampuan akademis mereka juga tidak bisa diremehkan.
Pihak kampus hanya meminta kita untuk memahami berbagai keilmuan agama dan mengujinya secara tertulis, setelah lulus maka pihak kampus memberikan dua pilihan, antara lanjut ke jenjang S2 atau pulang dan berdakwah ke tanah air.