Ada juga masyarakat yang dijebak oleh pemimpinnya dalam perang, ada yang dilarutkan  dalam pembangunan gedung, bisa jadi pemimpin bukan menjebak rakyatnya tapi sebegitulah mereka memahami konsep pembangunan.
Karena itu pemimpin bodoh rakyatnya juga pasti bodoh, rakyat bodoh pasti melahirkan pemimpin bodoh juga. Apakah mereka paham bahwa diantara mereka bodoh.Â
Tentu tidak mungkin memahami kecuali ada yang memang bekerja untuk menjadikannya pintar, sebagaimana konsultan dari negara yang jauh lebih maju dari negerinya. Sebagaimana menyewa konsultan pemenangan pilpres yang semua pasangan akhirnya mengambilnya dari Amerika Serikat. Maknanya apa?
Mengundang warga masyarakat negeri lain berkemampuan mendikte politik negeri kita meskipun dalam kapasitas profesional bukan antara negara dan negara atau negara yang satu menjajah negara lainnya. Tetapi lembaga politik profesional yang dipercaya.
Karena bagaimana mungkin kita yang bodoh mampu melihat dan mengenal orang pintar? Melihat kepintaran seseorang dalam politik dan memimpin juga butuh ilmu dan kepintaran, jika kita bodoh atau ramai yang bodoh dan sedikit yang pintar maka hanya sedikit sekali yang bersetuju dengan pembangunan versi pintar atau normal.
Karena itulah negara ysng bodoh akan terus menjadi bodoh karena mereka melawan pintar, bahkan mereka perang terhadap pintar dengan mengatakan janganlah pilih dan dukung pemimpin pintar karena akan menipunya. (kalimat ini juga bahagian dari pembodohan diri sendiri).Â
Orang bodoh tidak bisa menandai pemimpin bodoh karena tampilan fisiknya bahkan lebih gagah dari pemimpin yang pintar.
Pemimpin bodoh memang tidak merencanakan berbohong kepada rakyatnya, namun karena ketidaktahuannya maka ia menjadi pembohong fatal dan akhirnya rakyat melarat dan menderita.
Salam
Oleh : Tarmidinsyah Abubakar