Justru karena pemikiran sudah terbuka dalam politik maka mereka rakyat tidak bisa lagi dibohongi oleh pemerintahnya. Dan karena itu pemerintah tidak berani berhadapan dengan rakyat apalagi wakil rakyat sendiri.
Pemahaman-pemahaman yang penulis sampaikan ini dapat diperbandingkan dengan realita politik kita dan perlu digaris bawahi bahwa ini adalah bentuk pendidikan politik rakyat dan upaya mencerdaskan rakyat yang mengganti tugas pemimpin seperti kepala daerah yang telah dipilih rakyat sendiri yang tidak memberikan pendidikan politik kepada rakyatnya karena mereka sesungguhnya malas atau tidak memiliki kemampuan sebagai pemimpin rakyat yang sesungguhnya.Â
Namun mereka beruntung karena suara masyarakat masih dapat ditukar dengan uang dan fasilitas sebagaimana membeli rokok mobil dengan Rupiah, Dollar, Yen dan lain-lain.
Semoga kita sanggup melakukan peningkatan wawasan rakyat dalam politik agar sampai pada masanya dimana masyarakat bisa dan membalikkan kondisi demi perubahan untuk masa depan dan generasi dalam politik.
Bagaimana jika pemimpin bodoh? Pemimpin daerah dan negara yang bodoh akan menjadikan dirinya sebagai sebagai yang dipuja dan dikagumi, karena warga masyarakat terdidik jika mereka jumpa atau bertemu pemimpin maka pemimpin akan bermurah hati memberi sesuatu kepadanya.Â
Tetapi pada masyarakat yang maju dan demokratis masyarakat bertemu dengan pemimpin kemudian menyampaikan sesuatu kepada pemimpinnya agar memperhartikan masalah hidup terkait dengan hidupnya atau masalah yang menjadi kendala dengan hidupnya.
Bukan meminta bantuan untuk masyarakat lingkungan dan dirinya karena mereka miskin. Tetapi mereka menyampaikan masalahnya kenapa mereka menjadi miskin dan tidak bisa hidup layak.Â
Pemimpinan yang cerdas sudah pasti menaggapi masalah ini dengan penanganan yang komprehensif. Sementara pimpinan yang bodoh lebih bangga memberi bantuan tanpa menyelesaikan masalah, karena itu esok lusa masyarakatnya menghadapi masalah yang sama pada kebutuhannya.
Karena kebijakan semacam ini maka daerah dan negara menjadi boros luar biasa dalam pengelolaannya dan bahkan mereka sampai bangkrut karena masyarakat hidup secara alamiah tanpa produktifitas tanpa fungsi pemimpin dan pembinaan pemerintah yang seharusnya negara dan daerah berkewajiban untuk itu.
Pertanyaannya, apakah masyarakat memahami bahwa pemimpinnya bodoh? Tentu mereka tidak paham karena mereka sudah disogok dengan uang kecil dan ditipu dengan propaganda politik.Â
Lagi pula mereka melihat pemimpin antara dermawan dan belas kasihan bukannya dalam konteks kemampuan pemimpin membangun masa depan rakyatnya.Â