Karena fungsi partai itu juga tentunya mampu memberi jaminan terhadap perjuangan hak-hak politik rakyatnya, maka partai politikpun meski jumlahnya terbatas tetapi masyarakat merasa puas memiliki meski 2 atau 3 partai politik saja.
Karena partai berorientasi pada kedaulatan dan kepentingan rakyat maka partai politik di negeri yang demokrasi yang kualitasnya sudah baik, masyarakat membayar iuaran anggota partai politik, bahkan mereka tidak akan menjadi anggota partai politik bila tidak bisa memberi iurannya sebagai anggota.
Dalam pandangan kita sebagai masyarakat dunia ketiga tentu hal ini terbalik dari politik kita. Padahal keberadaan dan pemikiran kita yang salah dalam berorganisasi partai politik. Kenapa?
Karena partai politik dalam konsepsi masyarakat kita sebagai jalur atau lembaga yang membuka lapangan pekerjaan. Jadi partai politik untuk masyarakat hanya sarana mencari pendapatan, sementara mereka yang memahaminya secara benar partai politik sebagai alat berpolitik.Â
Hal ini begitu kontras dalam pemahaman bahkan dimasyarakat akar rumput masih menanyakan tentang berapa gaji ketika diajak bergabung ke partai politik.
Karena itu pemimpin politik butuh kerja keras untuk menjelaskan kepada rakyat dan mereka yang jahat akan menjawab tentang pertanyaan gaji dengan menggantungkan harapan mereka dalam kebodohannya.Â
Setelah mereka paham tentunya mereka merasa dibohongi dan warga masyarakat yang bergabung ke partai politik sudah merasa terlanjur dan akhirnya jadi juga kader partai politik yang berbasis korban pembohongan politik.
Lalu, siapa yang bisa menjamin pimpinan partai politik bukan pembohong? Cara-cara yang ditempuh oleh pimpinan partai ini adalah cara pemimpin bodoh atau tertinggal yang tidak memperhitungkan politik jangka panjangnya dan politik bernegara.Â
Sementara pimpinan politik yang pintar akan bekerja untuk mencerahkan masyarakat sehingga mereka tidak terjebak dalam pembodohan rakyat karena mensiasati mereka.
Lalu, siapa sebenarnya pendidik rakyat dalam politik? Jawaban sesungguhnya adalah pemimpin partai politik apalagi di negara yang kekuasaan ketuanya sebagaimana kekuasaan raja. Maksudnya dalam kehidupan rakyat yang bodoh?
Tetapi daerah-daerah dan negara yang dipimpin oleh pemimpin cerdas sudah pasti berdampak pada pencerdasan sosial dan negara sudah pasti akan maju dan partisipasi rakyat akan terbuka serta hak politiknya terpenuhi. Sehingga masyarakatnya bisa memahami pentingnya fungsi negara dan elemennya sehingga mereka merasa wajib berpolitik karena sebagai warga negara.