Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa Partai Politik Islam Selalu Kalah dalam Pemilu?

21 November 2020   19:44 Diperbarui: 22 November 2020   08:20 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa saya menyajikan data seperti ini, misalnya pemimpin politik, dengan nama-nama tokoh diatas? Karena mereka dominan mempengaruhi suara masyarakat Indonesia. Mereka membuat partai politik karena pada dasarnya mereka memiliki ideology untuk berpolitik. Jadi partai politik bagi tokoh tersebut  adalah alat politik, karena politik itu sangat luas bukan sebatas berpolitik untuk parlemen dan mencari jabatan sebagai pejabat dalam negara sebagaimana jabatan menteri dan lainnya.

Sementara partai politik yang bukan pada pendirinya sengaja kita tampilkan sebagai partai politik dan background kekuatannya serta layak menjadi pertimbangan pilihan politik masyarakat sebagaimana partai politik yang ada tokohnya.

Berikutnya referensi diatas adalah sebagai cara membuat tulisan ini agar masyarakat bisa melihat ke masa depan dan judul diatas untuk memahami sejarahnya.

Oleh karena itu perlu dipahami adalah bahwa politik suatu negara itu yang mempengaruhinya adalah pemikiran atau sering di katagorikan sebagai ideology (bermuara pada cara hidup bernegara) menurut pemikiran tokoh yang melakukannya. Ideology ini pada dasar keberadaannya adalah pada pemikiran orang atau tokohnya sama sekali bukan pada partai politiknya.

Bila kemudian suatu partai politik tanpa pendirinya atau pembawa ideologynya, maka para pengurus dan pimpinan di dalam partai itu tidak beda menggunakan partai sebatas mengejar prestasi dalam kelembagaan dan manajemen partai politik bahkan mereka sesungguhnya dalam kondisi tidak berpolitik untuk merubah kondisi sosial apalagi merubah sistem bernegara dan hanya berpikir untuk nasib dan masadepan pengurusnya.

Lantas kalau kita berpolitik sebatas itu tanpa pemikiran politik bernegara secara fundamental, maka tidak berbeda dengan kualifikasi lembaga ormas yang batasannya mengurus urusan moralitas dan prilaku yang  dapat dikatagorikan sebagai sentimen yang hanya bisa mempengaruhi sebahagian kecil dalam politik dan tidak akan mempengaruhi sistem kehidupan rakyat secara signifikan sebagaimana pekerjaan perubahan dalam politik.

Tentu saja mereka belum mampu berpolitik sebelum ada seseorang yang menjadi pengganti yang seimbang dengan pemikiran pendirinya. Indikatornya masih memperlihatkan bahwa pemimpin partai politik yang sekarang, dalam perspektif nama besarnya belum sebanding dengan nama besar partai politiknya. 

Kecuali partai politik itu didirikan secara gotong royong tanpa mengetengahkan kebesaran nama tokoh pemilik ideologynya atau partai politik yang didirikan dalam waktu yang sudah lama dan sudah mengakar dalam kehidupan rakyat. 

Yang berlaku dalam partai politik yang tanpa pembawa ideologynya  tentu hanya menjalankan manajemen organisasi bukan kepemimpinan politik sebagaimana tokoh-tokoh yang lebih besar namanya dibandingkan partai politiknya. Atau boleh disebut karena nama besarnya maka partai politik itu lahir.

Sebenarnya untuk mengembalikan  kepercayaan rakyat Indonesia dalam politik dan bernegara, dan establishnya partai politik Islam maka masyarakat Indonesia bisa memilih arus politik dari ideology bernegara yang disajikan oleh tokoh-tokoh besar dalam politik dan juga partai politik yang secara kelembagaan tanpa pendirinya lagi atau tidak lagi dalam kekuasaan pendirinya.

Kenapa Partai Islam Kalah Pemilu dan Apa Masalah Yang Mungkin Menjadi Imagenya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun