Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Mantan Pemimpin Partai Politik

Semua orang terlahir ke dunia dengan tanpa sehelaipun benang, maka yang membedakannya adalah pelayanan kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bicara Tak Senonoh Jadi Viral dan Digandrungi, Padahal Perusak Budaya Masyarakat

24 September 2024   12:13 Diperbarui: 24 September 2024   12:25 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas apa disebut untuk orang yang melanggar kesopanan itu? Minimal orang akan berkata Tak senonoh atau minimal hati semua orang akan memberi nilai negatif di tengah masyarakat.

Tatapi ada nilai silang lain yang menempatkan pelanggaran dan pembangkangan kesopanan sosial menjadi target penonton media sosial, dimana adegan itu justru berbayar dan menggantikan film dan drama yang sudah mapan dan tontonan akting profesional.

Nah, bila konten itu original atau memang kenyataan (realita) justru lebih mengundang orang untuk menontonnya bahkan melebihi penonton film yang sudah establish.

Namun kondisinya dalam katagori diluar kebiasaan, maka pembalikan adab sosial dalam ancaman, misalnya perempuan yang ngomongnya ceplas-ceplos, kemudian menyebut nama kemaluannya dengan terbuka, bahkan sama dengan menyebut anggota tubuhnya yang lain.

Misalnya tangan, kaki, hidung tentu berbeda dalam masyarakat normal begitu anda mengatakan anggota tubuh yang alat kelamin anda. Misalnya saya ingin katakan itu maka kebiasaan kita minta maaf sebelumnya karena kurang sopan. Melanggar hukum tersebut kosekuensinya tidak sopan dalam penilaian publik.

Lalu pada sebahagian orang tentu menjadi menarik dan menjadi tontonan bahkan mereka yang sebelumnya menganggap tabu tapi kemudian justru menjadi hal biasa dan mengasyikkan.

Apa keuntungannya Pelaku?

Keuntungan pelaku tersebut hanya satu, menempatkan dirinya sebagai orang yang berani menentang kesopanan atau adab sosial, kemudian mereka dibayar oleh media sosial semisal Youtube untuk jumlah penonton (view).

Tetapi apakah kita dapat menyalahkan Youtube yang membayar mereka melakukan sesuatu yang kontra terhadap kesantunan sosial, tentu saja salah anda yang menilai begitu. Karena tujuan dasar mereka terorientasi pada jumlah penonton (view) yang juga menjadi alat untuk pemenuhan syarat untuk media iklan.

Tetapi hanya kita sendiri atau komunitas atau masyarakat suatu daerah yang bisa menghambat atau membuat penyaringan (filter) konten negatif dan buruk, dengan peraturan, umpama dengan Undang-Undang atau Qanun atau Perda dan sebagainya.

Lantas, apa sebenarnya yang dapat dinilai oleh publik terhadap pelaku dimaksud? Sebatas bahwa dia adalah seseorang yang mengedepankan egoisme dalam hidupnya, arogan dan congkak, angkuh tanpa menghargai orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun