Mohon tunggu...
Tanius Wasini
Tanius Wasini Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa universitas kristen Satya wacana Salatiga fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan

Saya mahasiswa aktif universitas kristen Satya wacana fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan S1 student asal Papua.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Penegakan Demokrasi dan HAM Masih Kelam bagi Papua

21 Januari 2024   15:10 Diperbarui: 21 Januari 2024   18:44 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perspektif Lokal:

Di tingkat lokal, pelanggaran HAM di Papua sering kali terjadi dalam konteks konflik antara kelompok organisasi Papua merdeka dan aparat keamanan. Kelompok separatis or Oap yang ingin memisahkan Papua dari Indonesia sering menggunakan kekerasan dan taktik militan untuk mencapai tujuan mereka. Di sisi lain, aparat keamanan sering kali dituduh melakukan penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap warga sipil yang dicurigai terlibat dalam gerakan separatis. Pelanggaran HAM ini sering kali terjadi di daerah-daerah terpencil di Papua, di mana akses terhadap media dan organisasi hak asasi manusia terbatas.

Perspektif Nasional:

Di tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah berupaya untuk meningkatkan perlindungan HAM di Papua. Pada tahun 2001, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Otonomi Khusus untuk Papua, yang memberikan Papua otonomi yang lebih besar dalam mengelola urusan inside mereka. Namun, meskipun ada upaya untuk meningkatkan perlindungan HAM, masih terdapat laporan pelanggaran yang terjadi di Papua. Organisasi hak asasi manusia seperti Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Human Rights Watch (HRW) telah mendokumentasikan kasus-kasus pelanggaran HAM di Papua, termasuk penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, dan pembunuhan.

Perspektif Internasional:

Di tingkat internasional, pelanggaran HAM di Papua telah menarik perhatian banyak organisasi dan negara-negara lain. Beberapa negara, seperti Vanuatu dan Kepulauan Solomon, telah mendukung gerakan kemerdekaan Papua dan menyerukan penyelesaian damai untuk konflik di Papua. Organisasi internasional seperti Amnesty International dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah mengeluarkan laporan dan pernyataan yang mengecam pelanggaran HAM di Papua. Mereka menekankan pentingnya pemerintah Indonesia untuk menghormati dan melindungi hak asasi manusia di Papua.

Dan juga pengamatan politik dunia menjelaskan Pertanyaan mengenai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua Barat adalah isu yang kompleks dan kontroversial. Penyebab pelanggaran HAM dapat bervariasi dan melibatkan faktor-faktor kompleks. Beberapa alasan umum mengapa terjadi pelanggaran HAM di Papua Barat bisa melibatkan:

1. Konflik Politik dan Separatisme:

Papua Barat telah mengalami konflik politik terkait upaya organisasi Papua merdeka. Konflik ini dapat memicu tindakan keamanan yang kontroversial dan dapat di anggap sebagai separatis dan melibatkan pelanggaran HAM.

2. Ketidaksetaraan Ekonomi:

Ketidaksetaraan ekonomi dapat menciptakan ketegangan sosial, yang mungkin memicu pelanggaran HAM. Jika sebagian masyarakat merasa tidak adil dalam distribusi sumber daya atau manfaat ekonomi, hal ini dapat menciptakan ketidakstabilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun