Begitu dia menganggukkan kepalanya, aku langsung memeluknya dengan bahagia karena sudah lama tidak bertemu dan tidak mendengar kabar apapun darinya.
   Kami saling curhat karena dia juga sedang mengalami masalah dengan kesehatannya. Baru sebulan lalu dia divonis menderita kanker nasofaring stadium 4, sedangkan aku dililit masalah percintaan. Seri deh!
   Darinya aku mendapat inspirasi dan termotivasi untuk mengikuti jejaknya dalam mengatasi masalah kehidupannya.
   Atas sarannya dan setelah kupertimbangkan dengan sebaik-baiknya, akhirnya aku mengambil keputusan untuk mengikuti pelatihan meditasi di luar kota demi mempersiapkan mentalku agar benar-benar siap dalam menghadapi badai kehidupan yang terbentang di hadapanku setelah aku memutuskan untuk melepaskan ikatan dari suamiku yang tidak setia dan telah membelengguku selama ini.
   "Sanggupkah aku bertahan?" kutanya pada diriku sendiri, dan batinku seolah menjawab, "Hanya kamu sendiri yang mampu menolong dirimu untuk bangkit dari keterpurukan."
   Segera kuatur waktuku dan semua hal yang menjadi tanggung jawabku. Anak kutitipkan ke tempat Mamaku untuk sementara hingga pelatihan ini selesai.
   Semoga aku berhasil menyelesaikan pelatihan ini dengan baik dan bisa menerapkannya dalam kehidupan nyata sehingga masalah apapun yang muncul di kemudian hari akan bisa kuatasi dengan baik. Paling tidak hasilnya lebih baik daripada sebelum aku mengikuti pelatihan ini.
   Dan benar juga kata orang bijak yang kudengar, "Di mana ada kemauan, di situ ada jalan."
   Aku berhasil menyelesaikan pelatihan ini dengan baik meskipun banyak kendala di awal pelatihan, tetapi dengan kebulatan tekad dan usaha yang gigih, akhirnya aku berhasil juga.
   Awalnya kami diajari tentang konsentrasi dan manfaatnya dalam berbagai aspek kehidupan seperti dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan ini.
   Dengan kemampuan berkonsentrasi kami bisa menenangkan pikiran kami sehingga ketika muncul masalah, kami bisa memikirkan solusinya dengan penuh kesadaran, yang tentunya berefek positif terhadap keputusan yang kita pilih sebagai solusi terbaiknya.