Mohon tunggu...
Tania Agustina Suherman
Tania Agustina Suherman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Tania Agustina Suherman NIM : 43222010008 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   14:01 Diperbarui: 14 Desember 2023   14:16 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Faktor Budaya dan Sosial: Penting untuk memperhitungkan faktor-faktor budaya dan sosial dalam menganalisis keterkaitan ini. Budaya yang kurang menghargai etika dan moralitas serta norma sosial yang tidak mendukung kejujuran dapat menjadi pendorong kuat untuk tindakan korupsi. Hedonistic calculus dapat terpengaruh oleh norma-norma sosial yang mengesampingkan nilai-nilai etika.

Perlunya Perubahan Struktural dan Sosial: Kesimpulan yang dapat diambil adalah perlunya perubahan struktural dan sosial dalam masyarakat untuk mengurangi insentif bagi tindakan korupsi. Ini melibatkan upaya untuk meningkatkan transparansi, memperketat penegakan hukum, dan membangun kesadaran akan konsekuensi jangka panjang dari korupsi.

Peran Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan dan peningkatan kesadaran juga sangat penting dalam mengubah paradigma masyarakat terkait korupsi. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang dampak negatif dari korupsi dan mendorong nilai-nilai etika, dapat diharapkan bahwa kalkulasi hedonistik akan berubah untuk lebih mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Kesimpulan tersebut tuh menunjukkan kompleksitas dan multifaktor dalam memahami fenomena kejahatan korupsi di Indonesia dengan menggunakan konsep hedonistic calculus. Sementara motivasi rasional dan kalkulasi utilitarianisme mungkin menjadi faktor utama.

Jika keseluruhan hasil perhitungan Hedonistic Calculus menunjukkan bahwa tindakan korupsi menghasilkan lebih banyak ketidakbahagiaan daripada kebahagiaan, maka dari perspektif utilitarianisme, tindakan tersebut dianggap tidak baik. Oleh karena itu, pencegahan dan penindakan terhadap korupsi di Indonesia dapat dijustifikasi sebagai upaya untuk meningkatkan kebahagiaan masyarakat secara keseluruhan. Namun, perlu dicatat bahwa penerapan Hedonistic Calculus dalam konteks kejahatan korupsi bisa menjadi suatu hal kompleks dan kontroversial karena sulitnya mengukur dan menghitung dampak sosial, ekonomi, dan politik dari korupsi. Terdapat berbagai pandangan dan penilaian yang mungkin berbeda tergantung pada sudut pandang dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat dan pengambil kebijakan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun