Mohon tunggu...
Tania Agustina Suherman
Tania Agustina Suherman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Tania Agustina Suherman NIM : 43222010008 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   14:01 Diperbarui: 14 Desember 2023   14:16 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luas: Berapa banyak orang yang akan terkena dampak tindakan ini?

Idenya adalah untuk mengukur masing-masing faktor ini dan kemudian menimbang kesenangan secara keseluruhan terhadap rasa sakit secara keseluruhan. Jika kesenangannya lebih besar daripada rasa sakitnya, maka tindakan tersebut dianggap benar secara moral, menurut utilitarianisme Bentham. Penting untuk dicatat bahwa kalkulus hedonistik telah dikritik karena kesederhanaannya dan kesulitan dalam mengukur pengalaman subjektif. Selain itu, hal ini tidak selalu memperhitungkan kualitas atau jenis kesenangan, yang dibahas oleh teori etika lain, seperti utilitarianisme kualitatif John Stuart Mill.

Nah teman-teman, dengan penjelasan barusan mengenai komponen kunci dari Hedonistic Calculus bisa kita simpulkan sedikit lebih rinci lagi untuk kita kaitkan dengan kejahatan korupsi di Indonesia.

Sekarang, mari kita telusuri potensi hubungan Kalkulus Hedonistik Bentham dengan fenomena korupsi di Indonesia:

  • Intensitas Kesenangan atau Kesakitan:

Dalam konteks korupsi, individu yang melakukan praktik korupsi mungkin akan merasakan kesenangan jangka pendek (keuntungan finansial) namun dapat menimbulkan konsekuensi negatif jangka panjang bagi masyarakat.

  • Durasi:

Dampak korupsi mungkin mempunyai dampak jangka panjang terhadap masyarakat, mempengaruhi pembangunan ekonomi, kepercayaan terhadap institusi, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

  • Kepastian atau Ketidakpastian:

Ketidakpastian tertangkap dan dihukum karena kegiatan korupsi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan individu yang terlibat korupsi.

  • Kedekatan atau Keterpencilan:

Keuntungan langsung dari praktik korupsi mungkin menarik bagi individu, meskipun konsekuensi jangka panjangnya merugikan masyarakat.

  • Kesuburan/ fekunditas:

Korupsi dapat menyebabkan siklus korupsi yang lebih besar karena individu melihat orang lain mendapatkan keuntungan dan tergoda untuk melakukan praktik korupsi.

  • Kemurnian:

Korupsi mungkin dipandang tidak murni atau tidak etis, namun individu mungkin merasionalisasi tindakan mereka dengan berfokus pada keuntungan jangka pendek.

  • Cakupan/Luas:

Meluasnya korupsi di suatu masyarakat dapat memperbesar dampak negatifnya terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun