Mohon tunggu...
Tania Agustina Suherman
Tania Agustina Suherman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Tania Agustina Suherman NIM : 43222010008 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   14:01 Diperbarui: 14 Desember 2023   14:16 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Mencapai keadilan (mewujudkan kesetaraan).

Berikut ini adalah Sebagian dari banyaknya Karya Jeremy Bentham adalah sebagai berikut ;

  • Karya Jeremy Bentham yang pertama yaitu buku yang berjudul A Fragment on Government yang rilis pada tahun 1776. Di dalam sub judul "Being an Examination of What Is Delivered, on the Subject of Government in General, in the Introduction to Sir William Blackstone's Commentaries" bentham disitu menemukan kesalahan yang terkait komentar untuk Blackstone tentang keengganan terhadap reformasi.
  • Jeremy Bentham menulis Defence of Usury yang rilis pada tahun 1787. Tulisan itu merupakan karyanya juga, tapi di dalam bidang ekonomi yang disajikan dalam bentuk serangkaian surat dari Rusia. Tulisan ini tuh memperlihatkan kalau Jeremy Bentham seakan murid dari Adam Smith.
  • Karya selanjutnya itu adalah mengenai politik ekonomi dengan prinsip laissez-faire dengan adanya beberapa modifikasi. Melalui karyanya Bentham yang berjudul Manual of Political Economy pada tahun1800, Jeremy Bentham memberikan daftar yang terkait apa saja sih yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh negara.
  • Lalu karyanya yang berjudul An Introduction to the Principles of Morals and Legislation telah terbit pada tahun 1789. Di dalam karya tersebut, Jeremy Bentham itu mendefinisikan prinsip dari utilitarianisme sebagai 'kepemilikan setiap objek cenderung menimbulkan kesenangan, kebaikan ataupun kebahagiaan, atau berguna juga untuk mencegah terjadinya suatu kejahatan, rasa sakit dan ketidakbahagiaan bagi pihak yang kepentingannya sedang 'dipertimbangkan''.

Bagi Jeremy Bentham, umat manusia tuh diatur oleh dua motif yang berdaulat dalam dirinya yaitu rasa sakit dan juga kesenangan. Yang Dimana Prinsip utilitarianisme mengakui keadaan tersebut. Baginya, undang-undang harus menjadi 'kebahagiaan terbesar untuk masyarakat luas.

Utilitarianisme, seperti yang dikembangkan oleh Bentham, adalah teori etika konsekuensialis yang mengevaluasi moralitas suatu tindakan berdasarkan kegunaan atau kebahagiaannya secara keseluruhan. Utilitarianisme Bentham sering dikaitkan dengan konsep "kalkulus hedonistik", yaitu metode pengukuran kesenangan dan penderitaan untuk menentukan nilai etis suatu tindakan.

                Nah teman- teman Teori utilitarianisme yang digagas oleh Jeremy Bentham (bersama John Stuart Mill dan Rudolf von Jering) ini merupakan reaksi terhadap konsep hukum alam pada abad ke-18 dan ke-19 lohh. Utilitarianisme secara keseluruhan dirumuskan oleh Jeremy Bentham dan dikembangkan lebih lanjut oleh James Mill dan John Stuart Mill. Utilitarianisme kadang-kadang disebut teori kebahagiaan maksimum. Dengan demikian Hal ini mengajarkan bahwa setiap orang hendaknya mencapai kebahagiaan atau kenikmatan yang sebesar-besarnya untuk sebanyak-banyaknya. Karena sebuah kenikmatan adalah satu-satunya kebaikan yang pantas, dan penderitaan adalah satu-satunya kejahatan yang pantas. Bagi Bentham, moralitas bukanlah tentang menyenangkan Tuhan atau mengikuti aturan-aturan abstrak, namun tentang upaya untuk membawa sebanyak mungkin kebahagiaan ke dunia. Maka Bentham memperkenalkan prinsip moral tertinggi yang disebutnya "prinsip utilitas". Ia menyamakan utilitarianisme dengan hedonisme, seperti kata pepatah terkenal, "The Greatest Happiness of the Greatest Number" (Kebahagiaan terbesar bagi jumlah terbesar).

Menurut kamus bahasa Indonesia, hedonisme berasal dari turunan Bahasa Yunani."Hedon" (kesenangan) dan "isme". Hal ini diartikan sebagai paradigma berpikir yang menempatkan kesenangan sebagai pusat tindakan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan hedonisme  sebagai pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama  hidup (KBBI, edisi ke-3, 2001). Secara umum hedonisme berarti kesenangan adalah satu-satunya manfaat atau kebaikan seperti yang saya sudah katakana dikalimat sebelumnya. Oleh karena itu, hedonisme dapat didefinisikan sebagai doktrin (filsafat etika) bahwa perilaku diatur oleh keinginan untuk kesenangan dan penghindaran semua penderitaan. Paradigma hedonistik berfokus pada mengejar kesenangan esensial dan menghindari segala penderitaan Namun saat ini materi tersebut benar-benar menjadi tidak ada artinya. Tampaknya belum ada pemahaman bersama mengenai kegiatan mana yang benar-benar mendatangkan kesenangan dan mana yang dapat menimbulkan penderitaan. inti dari filsafat hedonistik dapat mencakup nuansa seksual dan gagasan liberal.

Lalu disini ada beberapa gagasan penting Bentham juga dapat disampaikan, seperti:

  • Hedonisme kuantitatif yang merupakan ideologi orang-orang yang mencari kesenangan secara eksklusif dari perspektif kuantitatif. Kenikmatan bersifat fisik dan didasarkan pada sensasi.
  • Summun Bonum atau Kepentingan materialistis yang berarti kesenangan itu bersifat material dan tidak mengakui kesenangan rohani dan menganggapnya sebagai kesenangan palsu.
  • kalkulus hedonistic (Hedonistic Calculus) yaitu bahwa kesenangan dapat diukur atau dievaluasi dengan tujuan memfasilitasi pilihan yang tepat di antara kesenangan yang bersaing. Seseorang dapat memilih kesenangan dengan menggunakan perhitungan hedonistik sebagai dasar pengambilan keputusan.

Oiyaa teman-teman, Teori Jeremy Bentham tentu saja mempunyai kelemahan. Yang Pertama itu, rasionalitas abstrak dan dogmatis yang mencegah masyarakat dilihat sebagai satu kesatuan yang kompleks, campuran antara materialisme dan idealisme, aristokrasi dan kesederhanaan, di mana Bentham melebih-lebihkan kekuatan badan legislatif dan meremehkan kebutuhannya. kebijaksanaan dan fleksibilitas untuk mengindividualisasikan penerapan sistem hukum. Keyakinannya yang naif terhadap sifat umum dan prinsip-prinsip kodifikasi ilmiah sedemikian rupa sehingga ia mengabaikan perbedaan-perbedaan nasional dan sejarah dan mendekatinya dengan semangat yang sama. Lalu yang Kedua, hal ini merupakan akibat dari kegagalan Bentham dalam mengembangkan secara jelas konsepnya mengenai keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Bentham percaya bahwa kepentingan tidak terbatas dari begitu banyak individu secara otomatis mengarah pada kepentingan masyarakat, namun Bentham tidak menjelaskan mengapa hal ini terjadi.

Namun apa yang dikatakan Bentham mempunyai implikasi penting dalam sejarah filsafat hukum. Bentham menggabungkan ide-ide dasar filsafat dengan dalil-dalil hukum praktis, menempatkan individualisme di atas landasan materialis baru, menggabungkan hak individu untuk mengenal dirinya sendiri, dan banyak orang yang hidup dalam masyarakat dengan kebutuhan yang sama.

Nah disini, saya akan membahas lebih lanjut lagi mengenai Hedonistic Calculus itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun