Mohon tunggu...
Tanah Beta
Tanah Beta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

menulislah sebelum dunia menggenggam nafasmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembunuhan

18 Desember 2020   11:49 Diperbarui: 18 Desember 2020   19:43 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bapak masih tidur"


"Tolong bangunin bu, penting bangat ni"

"Ada apa sih?"

"Bangunin aja dulu bu, pak lurahnya. Nanti juga ibu bakal tahu ada apa!"

Perempuan itu lalu ke kamar intim mereka, ia bangunkan suaminya, lalu kembali lagi ke depan pintu, persilahkan Denis masuk dan duduk di di ruang tamu. Tak lama, pak lurah keluar dengan melilitkan sarung di pinggangnya yang hampir melorot.

"Ohh... Denis toh"


"Iya, pak Lurah"


"Ada apa, Den?"


"Begini pak,tadi pagi saya hendak ke kebun, di jalan saya temukan bercak darah, lalu saya ikuti, bercak darah itu mengantarkan saya ke semak belukar, di sana saya tersentak dan kaget..." Ia berhenti sejenak lalu menelan ludah, tubuhnya dipenuhi keringat jagung.


"Terus apa?" Tanya pak Lurah tak sabaran.


"Teruss.. teruss." Ia gemetar.


"Kamu kenapa, Denis?"

Denis lalu cepat-cepat tenangkan dirinya kemudian kemabli bercerita.

"Terus saya melihat banyak darah di dalam semak-semak itu, saya membuka semak-semak dan ternyata ada 4 tubuh tak bernyawa saling tertindih."

Mendengar hal itu, pak Lurah terkejut karena ini kali pertama kejadian tersebut ada di wilayahnya. Pak Laruh lantas bergegas ke kamarnya dan menggantikan pakaian, usai itu Ia kemudian meminta Denis membawanya ke tempat itu.

Di sana, pak lurah menyaksikan apa yang sudah diceritakan oleh Denis. Dia lantas menyuru denis menelantangkan keempat mayat itu, dan "Hah!" Pak Lurah terkejut, karena keempatnya ia kenal betul, mereka adalah warganya pada RT X, Pak Lurah lantas menyuru Denis memanggil beberapa orang dan mengambil gerobak untuk mengangkut keempat mayat itu.

Lelaki 37 tahun itu kemudian lari ke kampung memanggil beberapa lelaki yang Ia temukan di jalan sesuai perintah pak lurah, lalu kembali lagi ke tempat mayat-mayat itu berada.

"Coba angkat mereka ke gerobak" kata pak Lurah ketika Denis dan beberapa lelaki sampai.

"Ayo mari kita angkat" sahut Denis

"Ayo, ayo" lainnya.

Keempat mayat itu lalu dibawa ke RT yang disuru pak Lurah, di depan rumah Pak RT, mayat-mayat itu ditaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun