Mohon tunggu...
Sri Utami
Sri Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah hobi yang sangat menyenangkan untuk saya. Saya bisa mengekspresikan rasa dalam untaian kata yang berlimpah. Menulis fiksi salah satu keajaiban imajinasi yang Tuhan karuniakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ojol Batavia

20 Maret 2024   20:26 Diperbarui: 20 Maret 2024   20:42 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oh, lo lurus aja dari sini, rumahnya ada di pojok sebelah kiri. Rumah Bunda ada banyak pot bunga mawarnya." pria berambut ikal itu tiba-tiba menjadi baik.

"Ok, Makasih Bang."

"Eeeettt, tunggu bentar. Ojol itu nggak boleh lewat sini. Ngerti nggak lo." ketika ingin melesat pergi, pria itu menutupi lagi jalan Oman.

"Bukannya Abang juga ojol ya?" Oman melontarkan pertanyaan teka-teki.

"Ojol? Masa sih? Gue-kan mangkal, sedangkan lo pake aplikasi. Aneh banget pertanyaan lo." pria itu tampak bingung mencerna pertanyaan yang menjebaknya.

"Saya ojol, ojek online.  Abang juga ojol, ojek offline." Oman menunjuk dirinya dan memberitahu jawaban teka-teki kepada pria itu dengan senyum meledek. Tangan kiri pria itu masih berada di dagunya. Kedua matanya melirik ke atas. Benaknya mencoba mencerna pernyataan dari Oman.

"Oh iya, bener juga lo. Ya udah dah, jalan sono." pria itu mempersilakan Oman pergi. Posisi pria itu masih sama seperti tadi. Terus-terusan menggosok dagunya yang tidak gatal.

            Kumpulan tanaman bunga mawar terlihat indah di halaman depan rumah. Bunga mawar itu berjajar dengan rapi. Mereka hidup sendiri-sendiri di dalam pot yang terbuat dari tanah liat berwarna cokelat. Tak hanya tanaman bunga mawar yang berwarna merah, di sisi kiri terdapat tanaman bunga matahari dan tanaman bunga asoka. Sepertinya Bunda Irene sangat menyukai tanaman bunga yang cantik. Rumahnya berbeda dengan rumah tetangganya. Hanya halaman depan rumah Bunda yang seperti taman surga. Tidak ada satu pun rumput liar yang singgah di halaman depannya. Berbeda dengan tetangga sebelah yang senang memelihara rumput liar sampai gemuk.

            "Permisi, Yu-jek... paket... Yu-jek... Sore...." suara Oman melengking memanggil tuan rumah.

            "Iyaa..." wanita itu keluar rumah dengan mukena yang masih membalut tubuhnya.

            "Dengan Bunda Irene?" tanya Oman memastikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun