Mohon tunggu...
Tammia Tammia
Tammia Tammia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka bermain badminton, menonton pertandingan bola voli dan badminton, juga gemar membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Patologi Pemilu di Indonesia

8 Desember 2023   21:40 Diperbarui: 8 Desember 2023   21:41 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadwal Pemilu 2024 Final, KPU Mulai Tahapan (disway.id)

Kondisi dan tantangan pemilihan umum

Pemilihan umum serentak di Indonesia pada tahun 2024 akan menjadi momen krusial dalam memperkuat desentralisasi negara. Saat mendekati tanggal pemungutan suara, situasi yang terjadi menunjukkan kompleksitas dan perubahan dalam proses demokrasi di Indonesia. 

Pertama, dengan Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, tantangan besar bagi penyelenggaraan pemilu adalah memastikan partisipasi politik yang adil bagi jutaan warga negara di masa depan, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil, terluar, dan kelompok dengan kebutuhan khusus. 

Kedua, pengaruh teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat memengaruhi jalannya pemilu. Kemajuan informasi di platform digital dan media sosial telah membentuk sebuah lingkungan politik yang sangat berubah dan rumit. Menangani jumlah besar informasi yang bisa menyebarkan berita palsu, pesan kebencian, atau pesan propaganda yang bisa memengaruhi opini masyarakat dan proses pemilihan merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi. 

Di samping itu, ada peningkatan polarisasi politik di Indonesia belakangan ini. Perbedaan pandangan politik, ideologi, dan kepentingan sering kali memicu gesekan sosial dan ketegangan, yang bisa berdampak pada jalannya pemilihan umum. Penyelenggaraan pemilu dan tata kelola pemerintahan menghadapi banyak tantangan dalam menjaga keadilan, kesetaraan, dan ketertiban selama proses pemilihan. 

Selain faktor tersebut, penting diingat bahwa pemilu serentak di Indonesia membutuhkan infrastruktur yang handal dan perencanaan yang teliti. Dibutuhkan usaha yang efisien dalam membangun serta menjaga kepercayaan pada sistem pemilu, termasuk penggunaan teknologi pemilihan yang efektif dan aman, serta memastikan akses yang lancar bagi pemilih ke tempat pemungutan suara. 

Agar pemilu serentak 2024 dapat berjalan dengan lancar dan adil, kerjasama antara pemerintah, penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat sipil sangat diperlukan. Semua pihak harus bersatu dalam menghadapi tantangan dan situasi yang mungkin timbul selama pemilu. 

Salah satu langkah krusial dalam memperkuat demokrasi di Indonesia adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterlibatan politik yang bertanggung jawab dan merumuskan strategi untuk mengatasi perpecahan politik melalui dialog dan sikap toleransi. 

Potensi Patologi dalam Pemilu 

Patologi adalah istilah yang merujuk pada perubahan atau gangguan dalam cara suatu sistem, organisme, atau fenomena bekerja atau berstruktur. Menurut Gaffar, dalam Efrizal (2012), pemilihan umum merupakan sarana utama dalam mewujudkan demokrasi di suatu negara. 

Intinya, pemilu adalah cara di mana suara rakyat diungkapkan untuk membentuk lembaga perwakilan dan pemerintahan yang bertanggung jawab dalam menjalankan negara. Hak pilih menjadi cara untuk mengekspresikan suara rakyat dengan memilih di antara berbagai calon yang tersedia. 

Menurut Sarbaini (2015:107), Pemilu adalah wadah di mana pertarungan terjadi untuk mengisi jabatan politik dalam pemerintahan dengan menggunakan proses pemilihan yang melibatkan warga negara yang memenuhi syarat. 

Secara keseluruhan, Pemilu adalah metode yang dilakukan oleh penduduk untuk menentukan pemimpin atau perwakilan mereka dalam pemerintahan, juga dianggap sebagai hak masyarakat sebagai warga negara untuk memilih perwakilan mereka dalam pemerintahan. 

Selain dari konsep yang dijelaskan sebelumnya, Morrisan (2005) juga menyatakan bahwa pemilihan umum merupakan metode untuk mengetahui preferensi rakyat terkait dengan arah dan kebijakan negara. Dalam konteks ini, pelaksanaan pemilu juga dianggap sebagai realisasi dari sistem demokrasi yang sebenarnya. 

Patologi dalam kerangka sosial atau politik mengacu pada fenomena atau praktik yang melanggar norma yang dianggap sehat, adil, atau etis dalam masyarakat atau sistem politik. 

Contoh patologi politik termasuk penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, manipulasi pemilihan, propaganda negatif, ujaran kebencian, atau tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Selain itu, patologi politik menunjukkan kegagalan atau kegagalan sistem politik yang seharusnya memenuhi kebutuhan rakyat. 

Para ahli yang mempelajari patologi politik berperan dalam menganalisis, memahami, serta menangani ketidakberfungsian dan penyimpangan yang terjadi dalam sistem politik. Reformasi lembaga, penegakan hukum yang kokoh, pengawasan independen, serta pendidikan politik yang mendukung prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan kebebasan merupakan langkah penting dalam usaha mengatasi patologi politik. 

Patologi pemilu merupakan istilah yang mencakup segala bentuk tindakan yang melanggar nilai-nilai demokrasi serta mengganggu keadilan dan kesucian proses pemilihan umum. Salah satu bentuk dari patologi ini adalah segala upaya yang bertujuan untuk memanipulasi hasil pemilihan dengan cara yang tidak adil, menciptakan ketimpangan dalam kompetisi politik, atau menghalangi partisipasi warga dalam proses demokrasi. 

Beberapa potensi pelanggaran pemilu yang harus diwaspadai adalah penipuan pemilih, manipulasi hasil pemilihan, dan penggunaan tidak adil sumber daya negara. Penipuan pemilihan adalah upaya merusak jalannya pemilihan dengan memaksa atau menyalahgunakan pemilih agar memilih kandidat yang tidak mereka sukai. Ini bisa melibatkan intimidasi, pemalsuan suara, atau pengaruh yang tidak sah. 

Sementara itu, manipulasi hasil pemilihan mencakup penyesuaian data, penghapusan suara yang tidak diinginkan, atau pemalsuan hasil untuk keuntungan politik tertentu. Semua tindakan ini merusak kepercayaan publik dan keadilan proses demokrasi. 

Selain itu, ketika pemerintah memanfaatkan anggaran publik, media, atau aparat penegak hukum untuk mendukung partai atau kandidat tertentu, hal itu dapat menyebabkan penggunaan sumber daya negara yang tidak adil. Ini dapat mengganggu pemilihan.

Ada beberapa potensi pelanggaran pemilu yang harus diwaspadai. Pertama dan terpenting, penipuan pemilih adalah tindakan yang merusak integritas proses pemilihan. Situasi ini timbul ketika pemilih dimanipulasi atau dipaksa untuk memberikan suaranya kepada seorang kandidat yang sebenarnya tidak disukai oleh mereka. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, seringkali digunakan taktik intimidasi, pemalsuan dokumen suara, atau pengaruh yang tidak sah. Selain itu, sering terjadi manipulasi hasil pemilihan sebagai masalah serius. Manipulasi ini dapat mencakup perubahan data, penghilangan suara yang tidak diinginkan, atau pemalsuan hasil demi kepentingan politik tertentu. Akibatnya, integritas dan keadilan dalam proses demokrasi terganggu, serta kepercayaan masyarakat terhadapnya tergerus. 

Di samping itu, pemilu bisa menjadi permasalahan karena adanya ketidakadilan dalam pemanfaatan sumber daya negara. Pemerintah mungkin menggunakan dana publik, kontrol media, atau kekuatan penegak hukum untuk memberikan dukungan kepada partai politik atau kandidat khusus. 

Selain itu, Penyebaran informasi palsu, fitnah, atau propaganda dalam proses pemilu bisa menciptakan masalah serius. Praktik semacam kampanye hitam ini merusak reputasi lawan politiknya, dan seringkali dilakukan secara anonim atau melalui media sosial. Dampaknya bisa tidak adil karena bisa memengaruhi pandangan publik tanpa dasar yang kuat. 

Penggunaan uang dalam pemilu, dikenal sebagai politik uang, bisa menjadi sebuah penyakit dalam sistem pemilihan umum. Dalam proses ini, uang atau insentif lainnya digunakan untuk mempengaruhi pemilih atau pengambil keputusan. Ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam demokrasi dan memberikan keunggulan tidak adil kepada kandidat yang memiliki lebih banyak uang. 

Pada era modern ini, manipulasi pemilu secara elektronik juga merupakan potensi patologi berikutnya. Disusupi atau dimanipulasi, hasil pemilihan dapat diubah, atau ketidakadilan dapat terjadi selama proses pemilihan. 

Untuk mengatasi patologi dalam pemilu, diperlukan langkah-langkah yang kuat dan berkelanjutan. Ini termasuk penegakan hukum yang ketat terhadap pelanggaran pemilu, peningkatan transparansi dalam proses pemilihan, pendidikan pemilih yang lebih baik, serta penggunaan teknologi untuk memastikan keamanan dan keakuratan proses pemungutan suara. 

Penting juga untuk melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk partai politik, lembaga pemerintah, dan masyarakat sipil dalam upaya untuk mencegah dan menangani patologi dalam pemilu. Kepercayaan masyarakat pada integritas pemilu adalah kunci keberhasilan demokrasi yang sehat. 

Mengatasi patologi dalam pemilu memerlukan pendekatan yang inklusif dan melibatkan berbagai pihak. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi patologi dalam pemilu: 

1. Reformasi Sistem Pemilu:

- Evaluasi dan reformasi sistem pemilu untuk memastikan adanya transparansi, akuntabilitas, dan keadilan.

- Perbaiki undang-undang pemilu untuk menghindari celah hukum yang dapat disalahgunakan. 

2. Pendidikan Pemilih: 

- Tingkatkan pendidikan politik di masyarakat untuk meningkatkan pemahaman pemilih tentang proses pemilu.

- Sosialisasikan informasi mengenai hak dan tanggung jawab pemilih. 

3. Pengawasan Pemilu: 

- Libatkan pihak ketiga, seperti LSM dan kelompok masyarakat sipil, untuk melakukan pengawasan terhadap proses pemilu.

- Pastikan bahwa badan pengawas pemilu memiliki otoritas yang cukup dan independen. 

4. Teknologi Pemilu yang Aman: 

- Perkenalkan teknologi yang aman dan dapat diverifikasi untuk memastikan integritas hasil pemilu. 

- Pastikan keamanan sistem komputer dan jaringan yang digunakan dalam pemilu. 

5. Media yang Independen dan Beretika: 

- Mendorong media yang independen untuk memberikan informasi yang objektif dan akurat. - Tanggulangi penyebaran berita palsu dan manipulasi media selama periode pemilu. 

6. Partisipasi Penuh: 

- Dorong partisipasi politik yang lebih besar dari berbagai kelompok masyarakat. - Ciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi perempuan, kelompok minoritas, dan kelompok marginal lainnya. 

7. Hukuman bagi Pelanggaran 

- Tetapkan sanksi yang tegas dan efektif bagi pelanggaran pemilu, termasuk kecurangan, suap, dan intimidasi - Pastikan penegakan hukum yang adil dan cepat terhadap pelanggaran pemilu. 

8. Dialog Politik:

 -Fasilitasi dialog politik antara partai politik, kelompok masyarakat sipil, dan pemerintah untuk mencapai konsensus mengenai reformasi pemilu. 

9. Keterlibatan Internasional: 

- Libatkan lembaga

-lembaga internasional untuk memberikan bantuan teknis dan pengawasan independen terhadap pemilu. - Bangun kerjasama regional untuk memperkuat norma demokrasi dan pemilu yang baik. 

10. Kontinuitas Evaluasi dan Pembaruan: 

- Lakukan evaluasi terus-menerus terhadap sistem pemilu dan implementasi reformasi. 

- Segera perbarui kebijakan dan praktik yang terbukti tidak efektif atau dapat disalahgunakan. 

Mengatasi patologi dalam pemilu memerlukan kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga pemilu, masyarakat sipil, dan pihak-pihak terkait lainnya. Langkah-langkah ini harus diadaptasi sesuai konteks lokal dan terus dievaluasi untuk memastikan keberlanjutan perbaikan dalam proses pemilu. 

REFERENSI :

Madung, O. G. (2018). POPULISME, KRISIS DEMOKRASI, DAN ANTAGONISME | POPULISM, THE CRISIS OF DEMOCRACY, AND ANTAGONISM. Jurnal Ledalero, 17(1), 58. https://doi.org/10.31385/jl.v17i1.129.58-76 

Permana, I., & Siswoyo, M. (n.d.). PATOLOGI DEMOKRASI DI INDONESIA. 

Sukma, P., & Wardhani, N. (n.d.). Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum.

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis Antisipasi Potensi Patologi Pemilu 2024 (mediaindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun