Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Ruwat Rawat Tuk Sikopyah Sang Pembawa Berkah

22 Mei 2024   04:12 Diperbarui: 22 Mei 2024   04:26 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
proses pengambilan air dari tuk Sikopyah (sumber: Kompastravel.com)

Jarak antara pusat kecamatan Karangreja menuju Desa Lembah Asri hanya berkisar 17 menit melintas kawasan wisata gowa lawa. Tak seberapa jauh dari Desa Lembah Asri terdapat posko pendakian Gunung Slamet. Pada bulan tertentu banyak rombongan pendaki atau mahasiwa pecinta alam singgah di Desa Lembah Asri untuk sekedar belanja perbekalan di warung milik warga desa. 

Lebih dari 10 tahun tak melintas kawasan Karangreja, pembangunan kian kentara dan terasa nyata membuat beda dari yang sebelumnya. Umbul-umbul aneka warna dipasang semarak di kanan dan kiri jalan sebagai penanda akan ada hajat masyarakat digelar. Spanduk dan baliho membentang bertuliskan Festival Gunung Slamet yang memuat informasi rangkaian kegiatan termasuk prosesi ruwat rawat tuk Sikopyah. 

Rangkaian acara Ruwat Rawat Sikopyah, dikemas dalam Festival Gunung Slamet (dok. DinporaparPurbalingga.go.id)
Rangkaian acara Ruwat Rawat Sikopyah, dikemas dalam Festival Gunung Slamet (dok. DinporaparPurbalingga.go.id)

Menuruti kata hati untuk berangkat lebih awal agaknya sebuah keputusan yang tepat. Mengingat rangkaian kegiatan akan dimulai besok pagi dengan prosesi pengambilan air tuk Sikopyah yang diarak ke balai desa. Wah, mahasiswa peserta KKN pasti terlibat didalamnya. Mulai dari membantu menyiapkan peralatan berupa kendil, lodong hingga mungkin mereka terlibat secara langsung menjadi pembawa air tuk Sikopyah dalam arak-arakan bersama warga desa.

Malam itu Mitha berinisiatif memberi kabar perihal keberadaanya di Kecamatan Karangreja. Dan benar saja beberapa menit kemudian chat Wa balasan masuk

"Maaf mbak, teman-teman mahasiswa KKN besok pagi terlibat langsung dalam pengambilan air di tuk Sikopyah"

"Mbak tidak keberatan kan jika kami belum bisa menemani?"

Sembari tersenyum, Mitha menuliskan balasan singkat,

"gpp kok, santai saja. kalian fokus dengan tugas prosesi acara saja ya"

Malam begitu cepat berlalu. Kamar penginapan tanpa AC tetap terasa dingin meski selimut membalut. Alarm ponsel berbunyi berulang kali. Jam menunjukkan pukul 04.30. Pun belum terdengar suara adzan subuh dan kokok ayam. Namun Mitha sengaja terjaga, membuka laptop dan menulis jurnal harian tentang perjalanan penuh makna memenuhi undangan mahasiswa KKN yang tengah semangat  45 menjalankan program kerja. 

Melihat secara langsung  rangkaian ruwat tuk Sikopyah yang telah turun temurun dilakukan demi kelangsungan ekosistem alam di lereng Gunung Slamet. Sekaligus nguri-nguri  sumber mata air terbesar yang selama ini menjadi sumber kehidupan warga baik untuk kebutuhan air bersih maupun irigasi kebun sayur dan buah di beberapa desa di Kecamatan Karangreja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun