Benar apa yang saya duga sebelumnya, bahwa perempuan virgo bernama Indah Harini memang bukan Perempuan biasa. Hal itu terlihat dari jejak media sosial yang membagikan beberapa penggalan cerita dan foto-foto. Selain sebagai sosok Ibu, Indah Harini juga memiliki beberapa usaha kuliner. Selain di Jakarta usaha kuliner Indah Harini terdapat pula di Surakarta yang merupakan kampung halaman suami.
Perempuan yang besar di Jakarta itupun menggeluti dunia advertising/periklanan. Saya sempat menyergit manakala mendapati salah satu unggahan video yang berisi konten tentang BRI. Sebenarnya siapa Indah Harini? Relasi apa dibalik BRI yang menggugat Indah Harini dengan tuntutan Pidana?
Beruntung, akhirnya semua tanya dalam benak saya terjawab langsung oleh sang empunya. 45 menit, bukan waktu yang sedikit bagi saya mendengarkan suara tegas di balik nama Indah Harini melalui sambungan telpon. Â Kesan pertama yang saya tangkap dari suaranya, Bu Indah adalah sosok yang ramah. Tidak semua orang yang sedang berada di ranah hukum siap untuk berbagi waktu dan berbagi cerita kepada orang lain, yang notabene belum ia kenal sebelumnya.
Sore itu, saya tidak lagi bertanya tentang kronologis peristiwa salah transfer yang menurut Indah Harini janggal. Biar bagaimanapun dia sudah melaporkan ada dana masuk ke rekeningnya dan meminta informasi dari mana sumber dana itu berasa. Itikad baik jelas-jelas sudah dia tunjukkan di awal. Namun apa daya, itikad baiknya tak disambut sebagaimana mestinya oleh Bank plat merah justru dirinya digugat secara hukum.
Saat saya bertanya perihal relasi Bu Indah dan BRI selain sebagai nasabah dan BRI, dengan gamblang Bu Indah berkisah bahwa sejak tahun 2007 hingga 2019 sebelum ada kasus salah transfer, perusahaan advertisingnya merupakan rekanan BRI dalam menggarap Iklan dan konten lainnya untuk menunjang brand bank tersebut.
"Saya sudah menganggap saya adalah bagian dari BRI selama ini". Kalimat itu beberapa kali diucapkan melalui sambungan telepon dengan nada yang bersungguh-sungguh. Itulah kenapa kepercayaan penuh kepada BRI ia berikan selama bertahun-tahun. Tak sebatas rekanan kerja, pun ia percayakan tabungan dengan nominal yang tidak sedikit untuk keperluan pendidikan anaknya di luar negeri.
Lebih lanjut Indah mengungkap, dirinya merasa kaget begitu mendapat somasi dari BRI dan berlanjut ke surat pemanggilan dirinya ke Polda sebagai buntut dari tuntutan pidana BRI kepada dirinya yang jelas-jelas selama ini sudah menjadi sepersekian bagian dari bank itu.Â
Harusnya sekelas BRI bisa melalukan penyelesaian dengan langkah yang terukur. Toh yang diminta oleh sosok Indah Harini adalah bukti transfer yang memuat informasi dari mana sumber dana itu berasal. Bukan semata pada tuduhan bahwa dirinya tak memiliki niat baik.
Indah Harini pun bercerita bahwa pihak BRI beberapa kali memintanya hadir tanpa didampingi tim kuasa hukum. Bahkan Indah Harini mulai merasakan kejanggalan saat dirinya diminta membuat surat pernyataan diatas lembaran kertas kosong begitu saja setelah pihaknya berulang kali meminta surat resmi dan bukti transfer yang masuk ke rekeningnya selama kurun waktu November-Desember 2019.
Suaranya yang terdengar tegas dalam menceritakan apa yang tengah dialami jelas menandakan fighting Spirit dalam menghadapi kasus yang tengah dia lawan. Gugatan balik baginya adalah sinyal atas kejanggalan pelayanan yang dia rasakan selama ini. Itikad baik sudah dia berikan di awal, jauh sebelum tuntutan pidana itu muncul.Â
Dari segi manapun, 11 bulan adalah waktu yang sudah teramat kadaluarsa atas pelayanan perbankan dalam hal ini sekedar untuk memberitahukan kepada nasabah bahwa dana yang masuk adalah salah transfer. Sementara jelas-jelas Customer servise yang ia datangi telah memberikan penjelasan bahwa dana tersebut merupakan dana miliknya oleh sebab tidak ada klaim dari divisi lain.