Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Indonesia Dalam Petak Monopoli Internasional (1)

22 Januari 2016   14:55 Diperbarui: 22 Januari 2016   16:46 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seingatku Shinta waktu itu sempat merajuk. Buru-buru aku berjanji besok akan datang lagi bermain monopoli.

Dan sore itupun aku menjadi anak kecil yang girang bukan kepalang. Berteman dengan anak gedongan. Merasakan permainan yang jarang dipunyai anak Kampung. Meneguk segelas syrup dingin dan mengunyah biskuit dalam kaleng yang oleh sebagian orang kampung hanya ada saat lebaran. 

Ringan langkah kaki kecilku saat itu pulang ke rumah menuju kampung yang tak tak seberapa jauh dari rumah-rumah gedong di belakang Kodim. 

Monopoli...monopoli...monopoli

mulutku komat-kamit menyebut berulang ulang nama permainan itu. Tak berharap lupa selepas meninggalkan rumah Shinta.

Masih beberapa puluh meter sebelum sampai dirumah. Yu Sul, Um Kodir, langsung menunjuk nunjuk ke arahku sambil berkata ala Tegalan

"Heh..digoleti manene kowen", artinya kamu dicari mamamu

Dan benar saja, begitu sampai di kebun samping rumah, emak langsung ngelus dada

" Ya Allah..Sing endi bae kowen Utt..digoleti mana mene ora ketemu", Artinya  Ya Allah kemana saja kamu Ut, dicari kesana kemari tidak ketemu. Meski berasal dari Jawa Timur, namun setelah menikah dengan bapak yang asli Tegal, bahasa Tegal sudah begitu dominan dalam percakapan.

"Dolanan Monopoli nang umahe Shinta"(*)jawabku sedikit takut dimarahi

Monopoli apa? Shinta sapa?! Wajah Ibu penuh selidik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun