Aku melongo, mendengarkan penjelasan Shinta cara bermain monopoli. Dia menerangkan dengan bahasa Indonesia sesekali bercampur dengan bahasa Tegal.
Usianya lebih muda. Berbeda pula lingkungan tempat tinggalnya. Namun Monopoli itu nyatanya menjadi perantara pertemanan kami. Kami pun larut dalam permainan selama berjam-jam. Hingga terdengar suara perempuan dari dalam rumah besar itu
"Adekk...kamu lagi ngapain di depan?"Â Perempuan cantik itu keluar dari pintu depanÂ
melihatku bersama anaknya ia lalu tersenyum lega
"Ada temannya kok ga dibuatkan minuman?!" Siapa namanya?!" suara itu terdengar ramah
"Uut Bu.." jawabku, yang memang itulah nama panggilan kecil
belum sempat Shinta yang asyik bermain monopoli itu berbincang dengan ibunya, perempuan itu kembali masuk.
Tak lama, membawakan 2 gelas sirup dan biskuit dalam kaleng.
"Ini diminum dulu sama dimakan kue nya"
"kalo sudah, mainannya besok dilanjut lagi ya..sudah sore, mbak ut sama dek Shinta harus mandi dulu"
Halus perempuan itu meminta kami menyudahi permainan monopoli.