Mohon tunggu...
Politik

Kalteng Terancam Jatuh Ke Tangan Mafia Hutan

18 Januari 2016   18:02 Diperbarui: 19 Januari 2016   05:37 9285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapolres setempat yaitu Letkol Koto lalu menginterograi kedua aktivis. Dan melarang mereka berdua keluar dari kota. Rupanya dikota itu sudah ada teman Ruswidriyarto dari beberapa LSM, merekalah yang berjuang untuk membawa keluar kedua aktivis yang sudah terluka. Duta Besar Inggris ikut campur tangan mendesak Kapolres agar mengizinkan keluar Pangkalanbun. Pejabat Militer dan Polisi di jakarta pun rame rame menekan Kapolres Koto untuk mengizinkan kedua aktivis keluar dari kota. Alhamdullilah… Akhirnya keduanya dapat naik pesawat kecil dan terbang menuju Banjarmasin. Keesokan harinya terbang ke Jakarta. Itu sepenggal kisah keberanian dua aktivis LSM/NGO dalam membela kekayaan Indonesia yang sedang dirampok oleh Tanjung Puting. Ceritera itu saya sarikan dari buku ‘The Final Cut'

Mendengar berita ini Suripto naik pitam. Dia kumpulin nama nama orang Tanjung Puting yang menangkap dan menyiksa kedua aktivis, baik yang ada di Pangkalanbun maupun yang ada di Palangkaraya.

Berita penyiksaan kedua aktivis lingkungan di Pangkalanbun menjadi berita utama di koran koran Jakarta dan di koran LN. Dan masuk ke CNN serta BBC News. Mereka rame-rame mendesak pejabat sipil dan militer untuk memeriksa bisnis Abdul Rasyid. Tak lama kemudian Suripto berangkat ke Kalimantan untuk mendatangi kantor Abdul Rasyid di Pangkalanbun dan mengungkapkan kejahatan pencurian kayu ramin oleh Abdul Rasyid dan Tanjung Lingga kepada Pers. Semua orang yang membaca geram dan marah. Suripto juga mengungkapkan keterlibatan politik tingkat tinggi dalam melindungi bisnis haram Abdul Rasyid. Dari daftar yang dikumpulkan terlihat nama-nama pejabat sipil dan militer.

Dengan cukupnya bukti penganiayaan dan penculikan terhadap wartawan dan anggota EIA. Sudah selayaknya Abdul Rasyid di bawa ke pengadilan. Sudah saatnya hutan kalimantan dijaga dan dirawat. Ini tidak akan terjadi selama Abdul Rasyid duduk di kursi MPR. Abdul Rasyid telah mencoret arang di muka International atas ketambengannya. Hargai lah perjuangan angkatan 45 yang membebaskan kita semua dari penjajahan. Termasuk penjajahan hutan Kalimantan yang dilakukan oleh abdul rasyid dan perusahaannya. KAPAN HUTAN KITA AKAN DIBIARKAN BERNAFAS DAN SELERUH ANGGOTA BINATANG LANGKA-NYA MERAIH KEMERDEKAAN SEPERTI KITA MEMENANGKAN DEKLARASI 45. ( testimoni sdr Hary Sukartono, pembaca Banjarmasin Post).

 

Tahun 1999, nama Rasyid tercantum dalam daftar 18 cukong kayu yang dituduh melanggar hukum oleh Departemen Kehutanan. Agustus 2000, sebuah kapal berbendera Panama, Progress A, milik Lingga Marintama anak perusahaan Tanjung Lingga, ditahan di lepas pantai Propinsi Riau, setelah kepergok mengangkut kayu meranti tanpa disertai dokumen yang diperlukan. Di bawah undang-undang kehutanan Indonesia tahun 1999,pengangkutan kayu secara ilegal dapat dikenai hukuman penjara hingga sepuluh tahun. Namun, kasus ini tidak pernah dibawa ke pengadilan dan kapal tersebut dibebaskan karena setelah penahanan tiba-tiba dokumen-dokumen pengangkutan muncul secara misterius. Oktober 2001, enam kapal ditahan di Pelabuhan Kumai, dekat Tanjung Puting,sedang mengangkut kayu ilegal. Salah satu kapal tersebut adalah tongkang Lingga Marine006, milik Lingga Marintama. Lagi-lagi, kapaltersebut dibebaskan setelah terbit ijin angkut.Selain mengangkut kayu secara ilegal, para direktur Tanjung Lingga terlibat dalam penganiayaan dan mengeluarkan ancaman serius terhadap dua anggota staf LSM EIA / Telapak.

 

(Sumber Laporan Publik Berasal dari Final Cut yang disarikan dalam website : Abdul Rasyid Tokoh Illegal Logging)

 

Hubungan Rasyid dan Sobran

Rasyid adalah Paman dari Sugianto Sobran, dan Rasyid juga bertindak sebagai "Funder" atas pencalonan Sugianto sebagai Gubernur Kalimantan Tengah, Rasyid dipasangkan dengan Habib Said Ismail, gelar Habib sendiri amat meragukan karena nasab-nya kurang jelas, orang yang sudah bergelar habib mustinya secara legitimasi bernasabkan pada Rasulullah, dan ada silsilahnya yang jelas, namun Habib Ismail banyak dibilang sebagai "Habib tempelan". Ini juga harus jadi bagian penting dalam memahami peta politik di Kalteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun