Berkatalah sebatang pohon kepada seorang manusiaÂ
"Akarku menghujam kedalam tanah yang merah, dan aku akan memberimu buah-buahku,"
Manusia itu menjawab,Â
"Betapa miripnya kita, akarku juga menghujam dalam ketanah yang merah itu mengajariku untuk menerima pemberianmu dengan rasa terimakasih."
(Khalil Gibran)
Salah satu keindahan di dunia ini yang akan selalu dikenang adalah ketika kita bisa melihat atau merasakan sebuah impian menjadi kenyataan. Dan bagi penulis, memiliki sahabat yang selalu ada kapanpun kita butuh adalah salah satu keindahan itu.
Masa-masa SMA katanya adalah masa yang paling indah dan yang paling menentukan diantara masa-masa sekolah yang lainnya. Ya, memang begitu yang kurasakan, tapi masa-masa indah yabng kata orang pling mengesnkan hanya bisa dirasakan sekejap saja olehku. Tiba-tiba saja aku sudah dimasa-masa paling menentukan dalam hidupku. Namun, dibalik semua itu cerita perjalanan masa putih abu-abu aku bersama sahabatku tak kalah indah dari cerita semua orang. Ini kisah ku dan ini perjalanan masa SMA ku.
(Alarm berbunyi) Kriiinggg....
"Astaghfirullah sudah jam lima lebih." Kataku sambil bergegas bangun dan menuju kamar mandi.
Selepas mandi aku bergegas sholat dan bersiap untuk berangkat sekolah, sengaja aku sering berangkat jauh lebih pagi dari teman-temanku dan bahkan saat aku sampai di sekolah hanya ada aku seorang diri. Tenang, damai dan sedikit dingim begitulah suasana sekolah pukul 6 lebih 15 pagi, tak lama aku dengar suara daun kering yang sedang disapu, menambah syahdu suasana pagi di tempat yang tak ku sangka-sangka akan menjadi awal perjalanan hidup menjadi seseorang yang dikatakan dewasa.
Suasana hening seketika lelap berganti menjadi suara bising kelas yang penuh dengan para insan haus ilmu. Ada juga sekelompok orang yang berambisi memiliki mimpi yang tinggi namun meraka belum bisa bangun untuk meraih mimpi itu. Ya aku dah sahabat sahabatku, walau kita semua tahu kalau kita sudah kelas 12 namun bisa bisanya kita masih saja berleha-leha. Itulah pemuda.
"Bil, tugas matematika kemarin kamu sudah mengerjakannya kan?, liat dongg" ujar dwiki dengan nada suaranya yang khas
"Ah kamu mah kerjaannya cuman nyontek, sama aja kaya Jae", Zaenal sahabatku yang selalu kompak mendadi teammate dalam menyalin tugas dengan dwiki.
"Ya gimanaa bill, kita kan gak pahamm, jadi aku minjem bukumu yaa", katanya dengan memalas
"Yasudah cepat sebelum masuk", kadang sering kali juga kita mengerjakan tugas bersama-sama sebelum bel masuk berbunyi.
Di bangku belakang kulihat Ale,Taufik dan Arya juga sedang mengerjakan tugas, begitulah kami yang sedlalu ketar-ketir saat pagin hari sebelum bel masuk karena tugas yang tak kunjung selesai. Memang tugas kami selalu banyak dan dibiarkan menumpuk.
"Nal ambil pancinya kesini" Ujar Arya
Kami biasanya nongkrong dan mengerjakan tugas bersama dirumah Zaenal, tak hanya teman sekelasku, ada banyak sahabatku yang lainnya. Ada Fadli, Kamal pria berkacamata, Yogi, Rizky, Fabian,Natan teman kami yang katanya selalu patah hati, Yusuf (mamang kami), rangga, dan alvi yang mirip dengan kamal dan selalu kami jaili.
"Ayo cepetan masukin bumbunya, mie nya keburu lembek" Yogi yang sudah tak sabar ingin memakan mie yang sudah kami buat sama-sama
"Iya parah Arya lama banget buka bumbunya" satu lagi manusia yang tida bisa sabar, Alvi Ihsan Ardeni
"Bantuin donggg, gimana sih vi."
"Iya alvi parah banget gak ngebantuin" ujar kami menjaili alvi.
Setelah itu kami pun menyantap mie bersama-sama dalam panci besar. Setelah selesai makan kami bergegas melkukan sholat ashar berjamaah. Selepas sholat ashar berjamaah kami pun kembali kerumah Zaenal. Ada yang nongkron, bermain game, mengerjakan tugas, dan ada juga yang tidur.
Ditengah keheningan aku mencoba nenbuka pemicaraan.
"Bro kayanya kalo kita muncak bareng seru nih, dari bulan kemarin kita udah rencanain tapi gak jadi-jadi, gimana nih pada mau gak"
"Kayanya aku gabisa bil, aku gak dibolehin dulu sama orang tua," memang yusuf harus mengantar ibunya pergi bekerja walaupun hari libur seperti sabtu.
"Ayo lahh aku juga sudah lama ingin naik gunung," Fadly dan yogi setuju dengan saranku.
"Nanti aku izin dulu pada oerang tuaku" Ale dan Taufik menjawab
"Pokoknya nanti kita berangkat hari weekend sabtu kalau tidak hari jum'at agar tidak penuh," Memang hari Minggu biasanya jalur pendakian selalu penuh.
"Gimana kalo kita ke gunung Burangrang saja, masih daerah Bandung Barat dan masih bisa kita berangkat naik motor." Alvi menyarankan ke gunung mana kita akan mendaki.
"Nah boleh boleh tuhh" Ujar teman teman yang lain.
Akhirnya kita sepakat untuk mendaki ke gunung Burangrang dan berangkat pada Jum'at pagi menuju Basecamp pendakian.
Namun sebelum hari keberangkatan aku mengajak sahabtku yang lain yaitu Rihan karena banyak teman kami yang tidak bisa ikut, dan Rihan pun setuju untuk ikut. H-2 pendakian kami berkumpul kembali dirumah Zaenal untuk mempersiapkan barang barang dan logistik yang diperlukan untuk pendakian. Kami berencana untuk mendaki 2 hari 1 malam, berangkat jum'at dan pulang pada sabtu sore.
"Nahh kita butuh apa aja bro buat logistik yang mau dibawa, sebelum itu mending kita siapin dulu perlengkapan buat camp nya dulu", ujarku
"Nah iyaa yang paling penting tuh tenda, sleeping bag, baju ganti sama alat makan"
"Halahh makan mulu  nal kamu pikirannya" alvi dengan nada mengejek kepada zaenal
"Awas aja kalo ntar minta makan diatas vi, masak mie juga gaakan dimasakin"
"Jangankan mie air aja gak akan kita masakin vi buat kamu hahahahahaha", kami semua sontak mentertawakan alvi.
"Yasudah ayo kita nyewa dulu tenda sama nesting" sambung Rihan.
Nesting merupakan sebuah alat makan yang terdiri dari panci, gelas, wajan kecil khas anak gunung dan juga tak lupa ada sendok serta garpu. Setelah kami tulis barang apa saja yang kami butuhkan, kami pun berangkatt menuju tempat penyewaan alat-alat camping.
Hiruk pikuk Padalarang di sore hari tak kalah ramai dengan di kota, lalu lalang kendaraan, suara klakson dan para pedagang kaki lima yang menghiasi sepanjang jalan Padalarang menambah asyk nya berkumpul bersama sahabat yang tiada duanya.
"Silahkan nal mau nyewa berapa tenda," Terdengar suara pria paruh baya yang keluar dari dalam kios tempat penyewaan barang camping.
Ternyata itu adalah Kang Toni senior di Pramuka SMA Negeri 1 Padalarang, walau aku bukan anggota pramuka, tapi cukup akrab dengan beliau karena pada saat MPLS kami dimentori oleh kang Toni pada saat pemberian materi Pramuka.
"Kalau sleeping bag ada gak kang?" tanyaku
"Oh ada nih bil, mau berapa yang gede yaa, takutnya gak masuk nanti hahahahaha," ucap kang toni bercanda
"Ahhh iya kang yang besar saja nanti kan kalo kegedean bisa berdua sama fadly dia kan badannya kecil"
"Gamau ah ogah" fadly menolak
"Yasudah kamu tidur tanpa sleeping bag mau mati kedinginan ya hahahahaha"
"Ya ngga lah aku juga kan nyewa sleeping bag"
"Owalah kukira kamu kuat fad, ahh lemahh masa pake sleeping bag."
"Masa bodoh orang kamu juga pake, kamu aja yang gausah pake tuh sleeping bag, mati kedinginan mampus kamu."
Setelah lama mengobrol dan membayar uang sewa, kami pun bergegas untuk ke minimarket membeli beberapa logistik untuk makanan dan minuman kita. Seperti beras, telor, minyak, kopi, air mineral dan beberapa camilan. Setelah dirasa cukup kami pun kembali ke rumah Zaenal dan kemudian pulang kerumah masing-masing.
Hari Keberangkatan
Wings to fly
Hari yang kutunggu pun tiba, setelah semalam kami berbincang di whatsapp seperti yang sebelumnya telah kami rencanakan kami berangkat jum,at pagi dan berkumpul terlebih dahulu dirumah Zaenal.
"Gilaa, cepet amat udah pada datengg,"
"Ya kamu nya aja bil yang lamaa, janji jam 7 datang jam setengah delapan"
"Hehehehe iyaa maaf-maaf abis ni si Fadly lama tadi nungguin"
"Apaan kamu nya aja baru bilang mau berangkat jam 7 lebihh"
"Sudah-sudah daripada ribut mending kita packing barangg ayoo"
"Iya bener supaya nyampe sana jam 11 terus kita jum'atan dulu"
"Iya ayo bro bantuin nih"
Kami berencana untu sholat Jum'at terlebih dahulu didekat area basecamp, dan mulai pendakian setelah sholat Jum,at. Setelah selesai packing kami pun siap berangkatt dengan 4 motor sangat pas untuk kami ber delapan. Kami yang ikut hanya sedikit karena banyak yang tidak diijinkan oleh orang tuanya, apalagi memang masi di masa pandemi. Kami ber delapan yaitu Aku, Â Zaenal, Alvi, Rangga, Yogi, Fadly, Rihan dan Natan.
"Sebelum berangkat mari kita berdoa, berdoa dimulai" aku memimpin doa sebelum memulai keberangkatan
"Untuk doa yang tiada habisnya, berdoa dicukupkan."
Kami pun berangkat menuju basecamp gunung  Burangrang. Sesampauinya di basecamp kami pun istirahat sebentar dan kemudian melaksanakan sholat Jum,at. Setelah sholay Jum,at selesai kami kembali memastikan kalau barang yang kami bawa sudah cukup.
"Logistik sama tenda aman kan?" kata zaenal
"Aman aman, kompor sama air juga amann"
Kami berbagi tugas ada yang membawa tas carrier untuk membawa logistik dan air juiga ada yang membawa tas daypack untuk m,embawa keperluan pribbadi. Agar mudah mengaturnya maka kami pisahkan antara barang pribadi dan logistik.
"Ayo gaes kita berdoa dulu sebelum berangkat udah mau jam 2 nih mendung jugaa, biar kita gak kesorean nyampe puncak", tuturku melihat kondisi langit yang sudah agak gelap.
"Iya ayo bro cepett."
Setelah berdoa kami pun berpamitan kepada ibu warung yang kami titipi helm kami. Perjalanan pun dimulai suasana hutan yang rindang dan pepohonan yang serasa memeluk dan melindungi kami karena saking rapatnya hutan ini. Seperti gambar yang ada di basecamp jarak dari basecamp menuju pos 1 bisa ditempuh dengan 30 menit.
"Nah itu bro pos 1," ucapku dengan senang karena kami berencana akan beristirahat sebentar disana.
"Nahh iya tuhh ayo cepet agar cepet makan kitaa."
Akhirnya kami pun istirahat sebentar dan makan dengan makanan yang kami bekal dari rumah.
"Nih bro aku ada nasi lebih mau gak" ucap Rangga menyodorkan 3 bungkus nasi kuning yang ia beli di jalan tadi.
"Mending kita makannya botram sajaa, lebih enak dan seru jugaa"
Kami pun makan dengan berbagai macamm lauk seperti mie, ayam, nugget dan lain-lain. Setelah puas makan kami melanjurtkan perjalanan ke pos 2. Perjalanan aman dan lancar cuacapun cukup cerah. Sampai di pos 2 kami hanya break sebentar untuk minum dan mengambil beberapa gambar.
"Ayo bro kita foto sama bendera yang dikasih kang Toni kemarin" Ajak Yogi
"Iya ayo bro kan kemarin kang Toni minta kita untuk moto" ucap Rihan
Kami pun berfoto dengan selfie agar semua anggota dapat ada dalam frame. Setelah selesai mengambil beberapa gambar kami pun melanjutkan perjalanan karna waktu suedah menunjukkan pukul 3 lebih 45 menit.
"Wahh hujan bro, kalian pada bawa jas hujan gak," Ucapku agak panik
"Aku gabawa euy ngga prepare mau hujann" Fadly yang terlihat sudah lelah ikut panik.
"Yasudah gini aja bro, kalian kan bawa baju ganti, nanti diatas lansung ganti baju, tidur dan pulang kuta pakaui\i baju yang sama," ucap Zaenal menyarankan.
"Oke oke ayo kita jalan lagi udah jam 4 lebih 15 nih" Rihan mengajak kami untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Kami cukup kesulitan karena memang medannya yang menanjak, ditambah becek membuat jalan licin dan sepatu kami pun bukan khusus untuk mendaki.
"Ini pos 4 bro, mau istirahat duklu atau lanjut? Menurut peta sih 30 menit lagi sampe puncak" Kata Alvi
"Kita istirahat dulu saja 10 menit udah jam 5 juga, kita harus sampai puncak sebelum maghrib," ucap Yogi berusaha agar kita tidak ketemu maghrib di jalur pendakian.
Kami pun beristirahat 10 menit dan kemudian melanjutkan perjalanan. Sempat beberapa dara kami terpleset dan tak hanya sekali bahkabn Fadly terpleset sampai 4 kali. Perjalanan dilanjutkan, Kami sempat terhenti sejenak karena turun kabut. Dan kabut lah yang sangat ditakuti ketika pendakian larena jalur bisa-bisa tidak terlihat,
"Gimana nih bro kabut turun" ucap rangga panik
"Udah gini aja aku di depan pakai head lamp, Zaenal dibelakang pakai headlamp juga, yang lainnya liat kebawah ikutin arah kaki teman didepannya" ucapku berusaha menenangkan keadaan.
"Ayo berdoa dulu sebelum memuli perjalana lagi"
Akhirnya kamui pun melanjutkan jalan, setelah kurang lebih 20 menit kami pun akhirnya sampai di puncak. Setelah sampaui dipuncak kami pun begitu senangnyaa.
"Alhamdulillah yaAllah akhirnya sampai puncak jugaa"
Kami pun bergegas membangun tenda dan ada juga yang sholat bergantian. Setelah selesai sholat dan membangun tenda kami pun, kembali berfoto. Setelah berfoto kami merapihkan barang barang didalam tenda dan memasak mie serta kopi. Maghrib tiba kami pun melaksanakan sholat secara bergantian.
"Ayo bro kita sholat dulu, ntar lanjut masak mie sama kopinya" kata Natan
"Iya sok gantian saja ada yang bikin kopi sama mie ada yang sholat biar cepat"
Akhirnya kami pun sholat, selesai sholat dan mie pun jadi kami makan. Selesai makan kami melaksanakan sholat Isya.
"Eh keluarin uno nya dong ayoo main uno," Ajak alvi
"Iya bro mana uno nya"
Kami pun bermain uno sampai tak terasa waktu sudah jam 8, kami pun masuk ke tenda, kami dibagi dua tenda. Tenda satu berisi aku, Rihan, Alvi, dan Fadly. Temnda satunya berisi Yogi, Natan, Zaenal dan Rangga.
Tapui nyatanya kami tidak langsung terlelap begitu saja, kami bercerita --cerita tentang percintaan, pelajaran dan lainnya. Hingga kami pun memutuskan tidur pukul 11 malam. Karna badan kami kecapean kami pun bangun pukul 5 lebih 10.
"Gaes bangun gaes ayo sholat subuh dulu udah jam 5 lebih," ajakku
Akhirnya kami pun sholat subuh berjamaah. Setelah sholat subuh kami pun berfoto dan melihat sekeliling ternyata banyak pendaki. Ada sekitar 8 tenda yang berdiri dipuncak Burangrang. Sungguh indah ciptaan mu YaRabb. Hari ini aku berada diatas tanah, namun dekat sekali dengan lagit. Begitulah keinginan diriku setiap saat, walau kita berada diatas tamah, namun kita harus selalu dekat dengan langit, haruus selalu dekat dengan sang pencipta.
Setelah berfoto, kami pun lanjut memasak nasi dan beberapa lauk, setalah masak kami pun makan secara bersama-sama. Sehabis makan kami membereskan barang-barang kami dan lanjut dengan bermain uno.
"eh gaes udah jam 9 nih ayoo kita mau turun jam berapa" ucapkuy
"Ao gas sekarang saja takut kesiangan nanti panas." Zaenal pun mendengar usulanku.
Akhirnya kami pun bergegas melipat tenda dan berdoa sebelum turun.
Diperjalanan turun grup kami tidak sendirian  ternyata ada beberapa grup juga yang akan turun dan bareng dengan kami. Perjalanan turun sangat asyik kami juga bertemu beberapa pendaki yang hendak naik ke puncak. Setelah menehpuh perjalanan 2 jam setengah, akhirnya kami pun sampai di basecamp. Kami tidak berlama-lama di basecamp karena jam sudah menunjukkan pukul 12.
"Bu, kammi mau ambil helm"
"Oh yang delapan orang yah dek"
"Iya bu" ucapku
"Ini dek"
"Terimakasih ya bu, maaf ini sedikit dari kami, kami pamit pulang ya bu maaf gak lama soalnya jauh"
"Oh iya dek gapapa, makasih yaa. Hati-hati dijalan"
Kami pun pergi meninggalkan basecamp. Akhirnya keinginanku pun terwujud setelah sekian lama ingin mendaki gunung akhirnya tercapai juga. Kami pun sampaui dirumah Zaenal dengan selamat. Namun ada kejadian lucu, Fadly terkena tilang polisi dan harus membayar denda. Kami semua pun sontak menertawakan dia. Dan setelah beristirahat sebentar di rumah Zaenal kami pun memutuskan pulang kerumah masing-masing.
Begitulah kisahku dan sahabatku-sahabatku yang tiada duanya. Kadang memang ada kalanya kita ingin merasa sendiri. Namun yakinlah kawan menghadapi masalah dengan kesendirian itu tidak mudah, akan selalu ada sahabat yang mendampingimu kapanpun itu. Jika kau ragu akan sahabatmu maka kau belum menemukan apa itu arti persahabatan yang sesungguhnya.
Dan sedikit catatan dari penulis adalah
"Yang biasa dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi
 dan keyakinannya adalah mereka hanya perlu mempercayainya..."
TERIMAKASIH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H