Di bangku belakang kulihat Ale,Taufik dan Arya juga sedang mengerjakan tugas, begitulah kami yang sedlalu ketar-ketir saat pagin hari sebelum bel masuk karena tugas yang tak kunjung selesai. Memang tugas kami selalu banyak dan dibiarkan menumpuk.
"Nal ambil pancinya kesini" Ujar Arya
Kami biasanya nongkrong dan mengerjakan tugas bersama dirumah Zaenal, tak hanya teman sekelasku, ada banyak sahabatku yang lainnya. Ada Fadli, Kamal pria berkacamata, Yogi, Rizky, Fabian,Natan teman kami yang katanya selalu patah hati, Yusuf (mamang kami), rangga, dan alvi yang mirip dengan kamal dan selalu kami jaili.
"Ayo cepetan masukin bumbunya, mie nya keburu lembek" Yogi yang sudah tak sabar ingin memakan mie yang sudah kami buat sama-sama
"Iya parah Arya lama banget buka bumbunya" satu lagi manusia yang tida bisa sabar, Alvi Ihsan Ardeni
"Bantuin donggg, gimana sih vi."
"Iya alvi parah banget gak ngebantuin" ujar kami menjaili alvi.
Setelah itu kami pun menyantap mie bersama-sama dalam panci besar. Setelah selesai makan kami bergegas melkukan sholat ashar berjamaah. Selepas sholat ashar berjamaah kami pun kembali kerumah Zaenal. Ada yang nongkron, bermain game, mengerjakan tugas, dan ada juga yang tidur.
Ditengah keheningan aku mencoba nenbuka pemicaraan.
"Bro kayanya kalo kita muncak bareng seru nih, dari bulan kemarin kita udah rencanain tapi gak jadi-jadi, gimana nih pada mau gak"
"Kayanya aku gabisa bil, aku gak dibolehin dulu sama orang tua," memang yusuf harus mengantar ibunya pergi bekerja walaupun hari libur seperti sabtu.