Alika melangkahkan kaki ke masjid yang hanya berjarak 50 meter dari rumahnya, untuk melaksanakan salat tarawih. Ia memakai mukena baru yang dijahit  mendiang Ibu Julaeha.Â
Nampak bahagia sekaligus sedih setiap kali memandangi mukena yang dipakainya, seakan jejak-jejak tangan lembut dan aroma khas ibunya masih lekat menempel. Alika langsung membayangkan wajah ibunya yang terlihat penuh keikhlasan. Namun Alika percaya ia sudah jauh lebih bahagia berkumpul bersama ayahnya.Â
Di tengah jalan Alika bertemu dengan Pak Ustaz Hildan. Ia teman baik Alm. Pak Faisal, ayah Alika semasa hidup. Selama ini Ustaz Hildan orang yang begitu peduli dengan Alika dan ibunya.
Ustaz Hildan menawarkan Alika untuk mondok di pesantren NURUL IMAN Â miliknya. Ustaz Hildan khawatir dengan kondisi Alika jika sendirian di rumah.Â
"Masya Allah, terima kasih Ustaz Hildan. Berkah Ramadan Allah memberikan kabar baik. Saya sedang tidak bermimpi, kan?" tanya Alika masih tak percaya.Â
"Tidak, Alika. Sebenarnya ini amanah dari ayahmu. Ia pernah berpesan, jika telah tiada, minta tolong titip Alika. Keinginan terbesarnya adalah kamu bisa menjadi seorang hafizah," terang Ustaz Hildan.Â
Alika menangis mendengar penuturan Ustaz Hildan. Ia berjanji akan memenuhi keinginan ayahnya. Belajar sungguh-sungguh menjadi penghapal Alquran. Berharap kelak Alika bisa memakaikan mahkota untuk ayah dan ibunya di surga. Aamin
Bekasi, 27 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H