Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Terakhir Pemberian Ibu

27 April 2023   21:33 Diperbarui: 27 April 2023   21:39 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema: Cerita Seputar Ramadan (Fiksi)

Karya: Tamariah Zahirah 

Ramadan kali ini menyisakan perih di sudut hati Alika. Ramadan telah datang menghampiri, disambut dengan senyum seindah purnama yang memancarkan kilau nan berseri. Namun berkali-kali kenang datang mengetuk pintu ingatan. Menerobos masuk tanpa permisi, hati terbiar digeluti rindu tak berkesudah, pupus memeluk raga yang telah pulang. 

Alika termenung sambil memandangi mukena berwarna dasar putih. Berbahan katun halus dihiasi dengan renda bermotif bunga mawar biru di sepanjang tepi kain. Ia mensesapi wanginya, masih sama ketika setahun lalu ibunya mulai giat menjahitnya untuk Alika. Hingga kini masih tersimpan rapi di lemari. 

"Terima kasih, Ibu. Mukena ini menjadi kado terakhir yang aku terima di hari ulang tahunku," ucap lirih Alika, sambil mengelus mukena yang sengaja ia keluarkan dari tempat penyimpanan. 

Ada rinai membendung di pelupuknya mengingat begitu besar perjuangan sang ibu untuk merampungkannya. Terlintas sesal di hati. "Ah, seandainya aku tak meminta dibuatkan mukena, mungkin ibu masih ada saat ini bersamaku,"  

"Ibu maafkan, Alika. Alika sayang, Ibu. Alika ingin pergi bersama ibu. Alika kini sebatang kara." 

Hiks ... hiks ... hiks.  

Tangis Alika pun akhirnya pecah. 

Terbayang wajah lelah dan tak berdaya ibunya, saat di sepertiga malam yang buta, kala Alika tak sengaja terbangun mendengar suara desah napas ibunya yang amat kencang. 

"Ibu kenapa?!" tanya Alika kaget. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun