Wow. Bagian ini menjadi bagian paling menarik bagi saya. Kepedulian sosial dan lingkungan. Punya kepedulian sosial-lingkungan, tapi juga punya ketajaman berkreasi. Ini sesuatu yang langka!
Saya jadi ingat tempat saya mengabdi, dimana puluhan anak-anak yatim belajar menjadi pengusaha tiap minggunya. Belajar menempa apa saja di sekitarnya menjadi emas berharga. Belajar mengubah watak yang sudah mendarah daging.
Dari watak yang terbiasa tangan di bawah, menuju watak tangan di atas. Dari yang semula selalu dibantu orang lain, berubah senantiasa membantu sesama terangkat kualitas hidupnya.
"Misalnya saya punya harapan, kreativitas macam begini dibagi dengan anak-anak yatim bisa nggak mbak?" tanya saya.
 "Ya sampeyan bisa langsung kontak beliaunya mas..." katanya.
Â
Ayo Pak Presiden!
Sebagai penutup, semoga event macam ini tidak bersifat sesaat. Tetapi, berkesinambungan. Jika menilik berbagai kreasi dan inovasi berikut pengaruhnya bagi pangsa pasar luar negeri dari peserta PPI, saya kira ucapan Pak Presiden beberapa bulan lalu tak lagi sekedar ungkapan. Tapi kenyataan riil.
"Jangan takut (dengan MEA) karena semua negara juga takut dengan berlakunya ASEAN Economic Community (MEA) ini. Kita harus optimistis karena kita punya produk yang macam-macam," demikian ungkapan Pak Presiden sewaktu di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Minggu (26/4/2015).
Â
Â
Catatan Lain