Mohon tunggu...
Tamam Malaka
Tamam Malaka Mohon Tunggu... social worker -

pejalan yang menyukai sunyi tetapi pun menyenangi keramaian alam pikir umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Money

Mencicip Sensasi Kreativitas ala Produk Peserta PPI

10 Agustus 2015   11:37 Diperbarui: 10 Agustus 2015   11:37 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wow. Bagian ini menjadi bagian paling menarik bagi saya. Kepedulian sosial dan lingkungan. Punya kepedulian sosial-lingkungan, tapi juga punya ketajaman berkreasi. Ini sesuatu yang langka!

Saya jadi ingat tempat saya mengabdi, dimana puluhan anak-anak yatim belajar menjadi pengusaha tiap minggunya. Belajar menempa apa saja di sekitarnya menjadi emas berharga. Belajar mengubah watak yang sudah mendarah daging.

Dari watak yang terbiasa tangan di bawah, menuju watak tangan di atas. Dari yang semula selalu dibantu orang lain, berubah senantiasa membantu sesama terangkat kualitas hidupnya.

"Misalnya saya punya harapan, kreativitas macam begini dibagi dengan anak-anak yatim bisa nggak mbak?" tanya saya.
 "Ya sampeyan bisa langsung kontak beliaunya mas..." katanya.

 

Ayo Pak Presiden!

Sebagai penutup, semoga event macam ini tidak bersifat sesaat. Tetapi, berkesinambungan. Jika menilik berbagai kreasi dan inovasi berikut pengaruhnya bagi pangsa pasar luar negeri dari peserta PPI, saya kira ucapan Pak Presiden beberapa bulan lalu tak lagi sekedar ungkapan. Tapi kenyataan riil.

"Jangan takut (dengan MEA) karena semua negara juga takut dengan berlakunya ASEAN Economic Community (MEA) ini. Kita harus optimistis karena kita punya produk yang macam-macam," demikian ungkapan Pak Presiden sewaktu di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Minggu (26/4/2015).

 

 

Catatan Lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun