Mohon tunggu...
Mustakim
Mustakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - HUMANIORA

Jika kau ingin mengetahui dunia, maka perbanyaklah membaca; jika kau ingin dikenal oleh dunia, maka perbanyaklah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Pemikiran Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi

15 September 2024   17:13 Diperbarui: 18 September 2024   03:34 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biografi 

Sosok ulama yang dikenal sebagai ulama pemikir, syekh Ahmad Khotib al-minangkabawi beliau lahir di Minangkabau lebih tepatnya kecamatan Angkek, kabupaten Agam, Bukitinggi, Sumatra barat  pada hari senin 6 dzulhijah 1278 H/1859 M. Syekh Ahmad Khotib nama aslinya adalah Ahmad khatib bin Abdul Latif bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Aziz. beliau meninggal pada hari senin 8 Jumadil Awal 1334 H/1916 M.

Ayah beliau ialah Abdul Lathif, merupakan Khatib Nagari seseorang ulama yang mumpuni, sedangkan kakek beliau, yaitu Abdul Rahman yang memiliki gelar Datuk Rangkayo Basa, ialah seorang jaksa di Padang. sedangkan dari pihak ibu beliau bernama Limbak Urai, anak ketiga dari Tuanku Nan Renceh. Jika dilihat dari jalur keturunan Ibu, Ahmad Khatib merupakan cucu dari Tuanku Nan Renceh. ]jika dilihat dari segi keturunan Beliau dilahirkan di kalangan bangsawan.

Ketika masih kecil beliau belajar agama dengan keluarganya dan belajar pendidikan formal di kampong halamanya yaitu bukitinggi. Beliau juga belajar keagamaan di Bukit Tinggi dengan para ulama-ulama setempat. Setelah beliau menempu pendidikan di sekolah dasar (setingkat SD-SR), lalu beliau melanjutkan pendidikanya  ke Kweekschool (Sekolah Guru), yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Sekolah Raja, di Bukittinggi.

Pada tahun 1871 beliau diajak ibadah haji bersama ayahnya pada saat itu beliau baru menginjak umur 11 tahun. Akantetapi ketika beliau dan ayahnya sudah menunaikan ibadah haji, beliau di tinggal oleh ayahnya di kota mekah untuk menimba ilmu di kota mekah. Pada saat Syekh Ahmad Khatib menimba ilmu di Mekah, ia belajar kepada ulama-ulama terkenal di Mekah seperti Syekh Bakr al-Syatta, Syekh Yahya al-Qalbi, Syekh Zaini Dahlan, Syekh Muhammad Shaleh al-Kurdi dan beberapa ulama lainnya.

Pada tahun 1879 Syekh Ahmad Khatib di nikahkan dengen putri dari salah satu guru beliau yaitu Khadijah seorang putri syekh Muhamad Shaleh al-Kurdi yang berasal dari Kurdi (iran). Dengan kecerdasan beliau dan mahir dalam bidang seperti tafsir, hadis, fikih, ilmu hisab, dan ilmu formal. Beliau di angkat menjadi imam mahzab syafi'I di Masjidil Haram Mekah, lalu menjadi khatib. Seiring berjalanya waktu beliau di angkat menjadi guru besar di Mekah.

Syekh Ahmad Khatib memiliki murid yang cukup banyak dari indonesia. Setelah pulang menimba ilmu di Masjidil Haram, murid beliau yang cukup masyur di Indonesia ialah  KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), KH. Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama), Syaikh Karim Amrullah (tokoh modernis Sumatera Barat), Syaikh Abdullah Ahmad (pendiri Sekolah Adabiyah).

Karyak-karya beliau kebanyakan tentang ilmu Fikih dan muamala-muamalan. Beliau juga banyak mengarang kitab menggunakan bahasa melayu sehingga banyak kitab yang telah di distribusikan ke Minangkabau, hal ini tentunya sangat berpengaruh pada perkembangan keilmuan di Minangkabau. Syekh Ahmad Khatib meninggal pada pada tanggal 8/9 Jumadilawal 1334 H bertepatan 14 Maret 1916 M. beliau di makamkan di kota Mekah.

  

Perjalan Pemikiran 

Awal abad ke-20 banyak anak muda Minangkabau belajar ke Mekah untuk pendidikan atau pun mendalami agama, mereka disana mulai belajar membaca kitab bahasa Arab dan mempelajari ushul fiqih dan fiqih, selain itu mereka terpengaruh oleh gagasan-gagasan pembaharuan yang sedang berlangsung di sana. Akhirnya mereka bermaksud untuk pulang ke kampung halaman sebagai seorang alim yang diakui oleh masyarakat. Setelah itu, mereka mulai melakukan pembaharuan melalui pendidikan seperti berdirinya sekolah-sekolah di Minangkabau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun