Mohon tunggu...
Mustakim
Mustakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - HUMANIORA

Jika kau ingin mengetahui dunia, maka perbanyaklah membaca; jika kau ingin dikenal oleh dunia, maka perbanyaklah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Pemikiran Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi

15 September 2024   17:13 Diperbarui: 18 September 2024   03:34 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mustakim

UIN Raden Intan Lampung

Abstrak 

Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi salah satu tokoh ulama Minangkabau yang mashur.Selain sebagai ulama internasional, beliau juga telah melahirkan murid-murid yang kemudian menjadi ulama dan tokoh penting pergerakan Islam dan sosial di Asia Tenggara. Dua organisasi sosial-keagamaan yang terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama didirikan oleh murid-murid Syeikh Ahmad Khatib. 

Ulama besar ini dikenal pula dengan semangat berdiskusi secara objektif dengan orang-orang yang tidak satu pemahaman dengan beliau tanpa terganggunya hubungan silaturrahim antara mereka. Keberadaan tokoh besar yang lahir di Minangkabau ini boleh jadi menghilang sedikit demi sedikit dari memori umat Islam, oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi terus menerus terhadap perjalanan hidup, perjuangan dan karya ilmiah yang telah dilakukan. Tulisan ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan pemikiran dan karya a Sheikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.

 Ahmad Khatib adalah seorang ulama besar dari Indonesia yang menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram Mekah sekaligus menjadi mufti madzhab Syafii pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke 20. Ia adalah guru dari ulama-ulama Indonesia yang pergi belajar ke Mekah. 

Selain itu, ia juga aktif menulis kitab, bahkan beliau tergolong sebagai muallif (pengarang) yang produktif, ia menulis bukan saja dalam bahasa Arab, melainkan juga dalam bahasa Melayu. Peran Syekh Ahmad Khatib dalam usaha-usaha Islamisasi Nusantara ialah meluruskan persoalan hokum waris, menolak praktik tarekat Naqsyabandiyyah, menjadi pelopor munculnya gagasan pembaharuan di Minangkabau, dan mencetak Ulama-ulama besar Nusantara. 

Masyarakat Minangkabau selalu diidentikkan dengan Islam, namun pada awal abad ke-20 M sebagian masyarakat Minangkabau masih hidup tidak sesuai dengan ajaran Islam. Mereka hidup tidak sesuai dengan ajaran agama, mereka berfoya-foya, meminum-minuman keras, menghisap ganja, perkawinan usia muda dan menyabung ayam dan lain sebagainya.

Keadaan tersebut melatarbelakangi sebagian masyarakat lainnya yang punya integritas tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan agama untuk melakukan perjalanan intelektual ke Makkah. Tujuan mereka adalah memperoleh ilmu agama dan kembali ke kampung halamannya untuk mengembangkan berbagai disiplin ilmu keagamaan yang telah didapatkan di Makkah.

Syekh Ahmad Khatib beliau adalah orang melayu yang memiliki keinginan belajar di mekah. Syekh Ahmad Khatib secara tidak langsung memiliki peranan pembaharuan di dalam dunia Islam, khususnya di Indonesia. Gagasan-gagasannya disebarluaskan ke tanah air, baik melalui buku-bukunya maupun melalui mereka yang datang ke Mekah untuk beribadah haji dan kemudian, menyempatkan diri belajar kepada Syekh Ahmad Khatib di Masjid al-Haram Mekah. Hampir seluruh murid-muridnya menjadi tokoh sentral dan penting bagi Indonesia, karena muridnya banyak yang menjadi ulama besar, bahkan sebagian dari mereka menjadi pendiri dan tokoh organisasi yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi memiliki peranan bagi kemajuan pendidikan bangsa Indonesia, murid-murid yang telah memperoleh ilmu pengetahuan darinya kemudian menerapkan ilmu tersebut kepada masyarakat Indonesia melalui pendirian lembaga-lembaga pendidikan Islam. Masyarakat yang pada waktu itu sebagian besar masih dalam keadaan terbelakang dalam hal pendidikan akibat penjajahan Belanda, seiring berjalannya waktu mereka dapat menguasai ilmu pengetahuan agama dan umum melalui lembaga pendidikan yang didirikan oleh murid-murid Syekh Ahmad Khatib tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun