Mohon tunggu...
Tajudin Buano
Tajudin Buano Mohon Tunggu... -

Pojok Kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Negeri Ema yang Ditinggalkan Pemerintah

24 Mei 2015   11:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:40 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kami ingin menyuarakan kepada masyarakat Ambon, Maluku dan Indonesia, bahwa Ema yang merupakan tempat kelahiran Johannes Leimena, tidak sendiri dalam menghadapi deritanya,”ucap Salampessy.

[caption id="attachment_367420" align="aligncenter" width="576" caption="Gerakan Save Ema "]

143244293465847502
143244293465847502
[/caption]

DPRD Bicara

Anggota Komisi II DPRD Ambon Christian Latumahina, Kamis (21/5) mengatakan, fasilitas jalan bukan saja sebagai akses trasnportasi, bagi warga Ema. Tetapi sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menjadilan askes jalan sebagai penunjang.

Namun sebaliknya, kata dia, masyarakat Ema di Kecamatan Leitimur Selatan (Leitisel) hingga kini masih kesulitan tehadap akses jalan yang tak kunjung selesai selama bertahun-tahun. Dampaknya, masyarakat kesulitan dan harus membutuhkan energi yang lebih untuk bisa memasarkan hasilnya hutannya ke Kota Ambon.

“Pesoalan infrastruktur yang selama ini menjadi catatan merah sebetulnya, untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon. Karena ternyata masalah infrastruktur ini sudah bertahun-tahun belum diselesaikan. Sehingga bukan saja rasa ketidaknyamanan, tetapi juga ketidakpercayaan kepada pemerintah untuk memfasilitasi warga daerah Letisel, khuusnya Desa Ema,”ungkap Latumahina di kantor DPRD Kota Ambon.

Menurut politisi Nasdem itu, pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Ambon perlu menganggarkan secara bertahap, walaupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Ambon rendah.Karena persoalan tidak akan terjawab untuk beberapa tahapan, jika pemerintah tidak serius terhadap masyarakat di Desa Ema.

“Pengawasan DPRD sudah, dan kemarin kita temui bahwa sudah ada proses. Tetapi proses tersebut menurut saya tidak berjalan lancar. Nah, yang disampaikan PU, bahwa proses anggaran secara bertahap itu sudah ada. Namun kendalanya ada pada anggaran. Karena kita tahu persis bahwa ada pembagian jalan, yakni jalan nasional, provinsi, dan kota. Sementara Ema masuk dalam jalan kota. Sehingga membebani anggaran daerah,”jelasnya.

Selain itu, Latumahina mengaku, masalah kesehatan dan pendidikan juga memprihatinkan. Penempatan tenaga media dan guru, perlu segera dilakukan.

“Akses jalan sudah terhambat. Warga butuh waktu dan tenaga menuju jalan raya. Bagaimana dengan kesehatan, kalau ada yang sakit dan harus mendapatkan pelayanan segera ke kota, namun sayangnya belum ada jalan aspal. Itu berarti menambah penderitaan warga di Ema dan sekitarnya,”tandasnya.

Olehnya itu, dia meminta pemerintah secara serius dan terbuka kepada masyarakat untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan vital, sehingga masyarakat Kecamatan Leitisel khususnya Desa Ema bisa sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun