Mohon tunggu...
Tahta Arsila
Tahta Arsila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berlibur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Reruntuhan

1 Juli 2024   18:58 Diperbarui: 1 Juli 2024   19:04 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Gadis itu sudah pergi."

"Sudahkah... sudahkah kamu yakin?" Aleta akhirnya berkata, suaranya pecah menjadi serpihan-serpihan kesedihan.

Sergeant Ryan menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Ya, Aleta. Aku sangat menyesal. Rena tidak selamat dari kejadian ini."

Air mata Aleta mengalir tanpa henti, tubuhnya terguncang.

"Di mana... Di mana tubuhnya sekarang?" Aleta bertanya, suaranya terdengar rapuh di antara isakannya.

Ryan menunjuk ke sebuah ruangan di ujung koridor.


"Aku akan mengantarmu," ucapnya.

Aleta mengikuti Ryan dengan langkah gemetar, hatinya berdebar keras. Mereka akhirnya tiba di depan pintu ruangan kecil yang terbuka lebar. Aleta menelan ludah, tangannya gemetar saat dia membuka pintu itu.
Ketika kain penutup dibuka, Aleta merasakan dunianya runtuh. Di hadapannya, tubuh Rena terbaring. Wajahnya tenang, seolah-olah dia tertidur dengan damai. Itu adalah Rena, memang benar Rena, teman baiknya, sekarang hanya menjadi kenangan yang menyedihkan.

"Rena..." Aleta bergumam. Dia menutup mata dan meraih tangan Rena, menciumnya dengan lembut. Air mata yang tak terbendung terus mengalir.

Sergeant Ryan berdiri di sampingnya, diam. Tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggantikan rasa sakit yang mereka rasakan.
Hanya suara isakan Aleta yang memecah keheningan, menyusuri lorong-lorong hati yang retak.
Aleta memasuki ruang tunggu, kembali ke tempat keluarganya. Ibunya segera mendekatinya.

"Aleta, sayang, apa yang terjadi? Kenapa matamu terlihat begitu memerah?" tanya Ibunya, suaranya penuh perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun