Mohon tunggu...
Tahta Arsila
Tahta Arsila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berlibur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Balik Reruntuhan

1 Juli 2024   18:58 Diperbarui: 1 Juli 2024   19:04 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aleta mencoba tersenyum lemah, namun tatapannya masih dipenuhi dengan kesedihan yang tak terucapkan.

"Tidak apa-apa, Mama. Hanya sedikit lelah," ucapnya dengan suara yang gemetar.

Ibunya menatap Aleta dengan tajam, mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

"Kamu bisa jujur padaku, Nak. Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan," kata ibunya dengan lembut.

Aleta menelan ludah, merasa tertekan oleh keinginan ibunya. Namun, dia juga merasa lega karena memiliki seseorang yang bisa dia bagikan beban pikirannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk memberitahu.

"Rena... Rena tidak selamat, Mama," Aleta mengungkapkan dengan suara yang hampir tidak terdengar.


Keluarga yang lain terdiam, ekspresi mereka berubah menjadi sedih. Mereka tidak bisa menyangkal kebenaran yang menyakitkan dari kata-kata Aleta.

Ibunya mendekatinya dan memeluknya erat.

"Kami akan selalu ada untukmu. Kami akan hadir di pemakaman Rena nanti," kata ibunya, mencoba menghibur Aleta di tengah kesedihan yang menghantui.

Aleta merasakan dukungan hangat dari keluarganya, meskipun hatinya hancur oleh rasa kehilangan.

Aleta mengikuti proses pemakaman Rena dengan langkah berat di tengah puing-puing bangunan yang hancur akibat gempa. Suasana sekitar masih penuh dengan keheningan. Langit yang kelabu menggambarkan suasana hati yang suram, sedangkan debu dan asap masih menyelimuti udara.
Di tengah runtuhan bangunan, beberapa orang berusaha membuka ruang yang cukup untuk pemakaman sederhana. Mereka menggunakan alat sederhana yang mereka temukan, seperti sekop dan cangkul, untuk membersihkan area yang akan dijadikan tempat peristirahatan terakhir bagi para korban gempa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun