Bisa dibayangkan betapa tidak sustainable-nya manusia. Kalah dengan hewan dan tanaman dong.
Terkadang saya tersenyum sendiri jika memikirkan hal ini.Â
Ketika musim gugur dan musim dingin, saya harus tetap beraktivitas melawan dinginnya suhu udara yang merasuk sampai ke tulang. Misalnya ketika berjalan di luar, atau saat menunggu kereta api diperjalanan menuju kantor, maupun pulang ke rumah.
Ada benarnya bahwa terkadang manusia harus banyak belajar pada alam. Tujuannya untuk merenungkan dan mengingat kembali hal-hal yang adakalanya terlupa, karena beragam alasan duniawi.
Selain untuk introspeksi, melalui pembelajaran pada alam terutama saat musim gugur, kita bisa mengagumi keagungan Sang Pencipta. Tentu, sambil menikmati keindahan dedaunan.
Saya yakin, Dia menciptakan keindahan ini bukan sekadar untuk menghibur kita. Akan tetapi, juga membuka mata kita, agar sejenak istirahat dan introspeksi.
Terutama sebagai pengingat, bahwa ada saatnya semua keindahan akan berakhir nanti.
Tahun ini sepertinya perubahan warna daun tidak begitu menarik dinikmati, dibanding tahun sebelumnya.
Di sekitar rumah, bahkan banyak daun yang sudah kering dan jatuh. Padahal ada sebagian daun masih berwarna hijau, dan beberapa sudah mulai berwarna kuning dan merah. Pokoknya, warna daun tidak merata.