Bagaimana kalau nanti ada kerusakan? Apakah mampu dengan cepat ditangani, alias tersedia sparepart dan teknisi yang siaga setiap saat?
Pada laman BAKTI, tertulis misinya adalah "Memberikan pelayanan Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/USO) yang berkualitas dan tepat sasaran dalam rangka mengatasi kesenjangan digital di Indonesia".
Saya ingin membahas dua hal saja dari misi tertulis. Yaitu "tepat sasaran" dan "kesenjangan digital".
Sekali lagi, bukan untuk mendiskreditkan daerahnya, apakah program pengadaan BTS 4G untuk daerah 3T itu sudah "tepat sasaran"? Sudahkah ada kajian untuk menyediakan koneksi internet dengan cara lain yang lebih efektif selain mendirikan tower BTS?
Tentang mengatasi "kesenjangan digital". Apakah itu ada urgensinya untuk daerah 3T? Bukankah literasi digital adalah paling penting untuk didahulukan?
Kalau mau bicara kesenjangan digital (bahasa kerennya digital devide), jangankan daerah 3T. Di daerah perkotaan contohnya Jakarta dan kota satelitnya seperti Depok dan Bekasi, kemudian didaerah bukan tergolong 3T pun, masih ada kok.
Kenapa di kota besar masih ada kesenjangan digital? Karena kemampuan akses (internet), bukan satu-satunya faktor digital devide.Â
Akan tetapi, ada beberapa hal/masalah lain yang lebih kompleks. Untuk menyebutkan beberapa faktor lain, misalnya gender, status sosial, pendidikan, penghasilan, motivasi dan ketertarikan.
Kita kembali ke masalah dugaan korupsi pengadaan BTS, dengan akibat pencopotan Menkominfo.
Sudah banyak pakar, mantan pakar, pakar dadakan, rakyat biasa dari ujung barat sampai timur Indonesia, di dunia nyata maupun maya, heboh membicarakan siapa pengganti yang layak untuk menjadi Menkominfo.
Tidak bisa memungkiri, kalau urusan begini maka kegaduhan akan terjadi dimana-mana. Terutama kegaduhan di dunia maya.Â