Namun, ada perbedaan diantara keduanya.
Dengan kedatangannya ke bumi, Son Goku berubah dari tokoh lemah menjadi kuat. Walaupun kekuatan tersebut hanya berupa sisi luar (atau fisik) saja.
Sedangkan Natal merupakan kebalikannya, dari sesuatu yang berkuasa dan perkasa, berubah menjadi lemah. Natal adalah tentang penjelmaan Allah menjadi manusia.
Kita tahu bahwa Yesus menjadi bahan olok-olokan, dihina dan ditolak. Dia bahkan lahir di kandang domba, jauh dari kenyamanan apalagi kemewahan.
Sekarang kalau saya bertanya kepada Anda, mau menjadi lemah atau kuat? Tentu sebagai manusia normal, saya kira Anda menjawab ingin menjadi manusia kuat dan hebat.
Begitu juga dengan Natal. Orang berangan-angan untuk menjadikan Natal seperti Son Goku, yang keren dan bisa memberikan kepuasan fisik. Kita menginginkan Natal yang bisa memenuhi segala macam nafsu dan kebutuhan manusia.
Akan tetapi, Natal bukan seperti itu.
Natal bukan tentang kepuasan materi dan lain-lain yang hanya bisa menjadi pemanis atau pembalut agar tampak indah dari luar.
KelahiranNya ke dunia jauh lebih berarti dari hal-hal tersebut. Karena Natal merupakan terobosan yang bisa memberikan kekuatan dari dalam.
Kekuatan itu muncul dari kasih Allah, yang mewujudkan diriNya menjadi manusia. Sehingga dengan kekuatan tersebut, maka kita bisa mengobati dan membersihkan moral dan spiritual masing-masing.
Orang yang menerima rahmatNya, akan mendapat karunia pencerahan akal. Oleh karena itu, dia bisa terlahir kembali sebagai pribadi dengan kekuatan karakter di dalam.