Saya perlu tegaskan sebelum bercerita lebih jauh, bahwa saya bukan fotografer, apalagi penulis.
Lalu mungkin pembaca akan bertanya, kalau bukan fotografer dan penulis, kok berani-beraninya mau cerita tentang foto dan kata-kata?
Jawaban (atau lebih tepatnya argumen) saya atas pertanyaan tersebut adalah seperti berikut.
Saya mempunyai hobi fotografi, walaupun angin-anginan. Kemanapun saya pergi, kamera analog kecil selalu terselip di dalam tas, untuk berjaga-jaga kalau ada momen menarik. Saya punya banyak koleksi negatif film dan tentu saja file foto digital.
Karena alasan itulah maka boleh dong saya cerita tentang foto.
Tentang kata-kata, meskipun saya tidak pandai merangkai kata agar terlihat indah, namun bukan berarti saya tidak bisa bercerita tentangnya bukan?
Apalagi sebagai makhluk hidup, setiap hari saya menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan semua yang ada dalam perasaan dan pikiran.Â
Misalnya kata-kata yang saya tuliskan pada laporan, email, proposal, catatan dan lainnya dalam kehidupan sebagai pekerja. Maupun secara lisan untuk berkomunikasi dengan keluarga, rekan, penjaga toko, dan kepada orang-orang yang berada di sekitar.
Baiklah, sekarang saya akan membahas dua hal tersebut. Pertama, saya akan membahas kesamaan antara keduanya.
Foto maupun kata-kata, bisa dikatakan sebagai sebuah simbol.
Orang membuat foto sebagai representasi apa yang ingin dia sampaikan kepada penikmat foto.