Masyarakat juga masih dalam situasi euforia kebebasan (atau kebablasan ?) demokrasi setelah reformasi ditambah lagi seneng-senengnya mainan gawai. Bayangkan, saat ini orang paling tidak punya satu henpon, bahkan kadang ada yang punya dua atau lebih. Kalau dulu, boro-boro. Mau telpon saja harus kumpulin recehan supaya bisa ngantri di telepon umum.
Euforia "barang" baru teknologi bernama henpon (smartphone) ini memang membuat orang-orang lupa akan segalanya. Kalau sedang kumpul bersama teman, semuanya membisu karena yang diliat adalah henpon. Mau makan henpon dulu dikeluarkan. Sekarang , semua orang bisa "broadcast" apa saja, nggak usah tunggu ditanggap atau bahkan mengalahkan televisi atau radio. Kalau dulu, baru kena sorot sedikit di jalan oleh kru TV saja sudah seneng sampai kasih tau orang sekampung (padalah belum tentu tayang pula).
Jaman sekarang memang orang harus membuka wasawan dengan berbagai macam informasi, bukan hanya bertumpu pada satu sumber saja. Termasuk mencari informasi dengan cara konvensional seperti membaca buku. Kita harus membekali diri dengan informasi agar tidak hanyut terbawa atau terhempas gelombang "tsunami digital".
Lupakan urusan A-P-A (Agama-PKI-Asing/Aseng). Ah....., kalau membahas "apa", jadi inget lagunya Euis Darliah Apanya dong. Agama yang seharusnya ranah privat seseorang dan merupakan hubungan vertikal langsung manusia dengan yang diatas, namun yang terjadi malah banyak menimbulkan gesekan horizontal. Elit politik tertentu nampaknya tahu situasi ini, dan memanfaatkannya dengan baik (mengambil kesempatan dalam kesempitan).
Lalu kesimpulannya, apakah Indonesia akan bubar????
Sonna ahona!! (terjemahan bebas Bahasa Indonesianya kira2, "Muke gile lu Ndro")
Saya masih mau pulang ke Indonesia nanti dan pastinya Indonesia tidak akan bubar, karena saya yakin masih banyak orang-orang yang punya wawasan luas ke depan yang ingin mempertahankan Indonesia, dan tidak berkutat pada A-P-A nya melulu terus menerus kayak kerbau nggak mau bangun dari kubangan lumpur.
Bagaimana dengan Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H