"Aduh, tolong! Aku jatuh!" teriak Sinta pada pegawai lainnya.
"Sinta, kamu kenapa?" teriak Susan dari jauh.
Siapa yang sangka?
Sinta jatuh ke dalam kuali berisi coklat yang masih hangat itu. Hangat di sini, akan terasa panas bagi manusia. Sinta yang merasakan hangatnya coklat itu panik. Dia menarik asal apa pun yang ada di luar kuali agar bisa keluar dari kolam coklat hangat itu.
Sementara itu, Anto sedang mencoba menyalakan kembali listrik dengan generator. Kurang lebih lima menit dan listrik kembali menyala.
Gelegar!
"Argh, tolong!" suara teriakan Sinta tertutup petir itu.
Petir seakan menjadi pertanda buruk hari itu. Suara mesin yang berfungsi untuk mengaduk coklat itu menyala bersamaan dengan cahaya lampu yang mengisi ruangan itu.
"Sinta, tubuhnya hancur tergiling bersama coklat di dalam kuali itu. Ketika dua pegawai lain, Anto dan Susan berlari ke arah tempat Sinta terakhir kali berada. Yang pertama mereka berdua lihat adalah darah dan coklat yang terciprat ke mana-mana. Dari dalam kuali, terlihat potongan tangan dan kaki Sinta.
"Susan dan Anto sangat terkejut, Anto dengan cepat langsung mematikan mesin itu. Setelah mesin pengaduk dan penghalus coklat itu mati, Susan melihat tubuh Sinta di dalam kuali itu. Dia langsung jatuh pingsan, Anto bergegas menelpon polisi dan ambulans.
Selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H