Mohon tunggu...
Avarina Sisy
Avarina Sisy Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Avarina Sisy, seorang penulis yang aktif menulis di beberapa platform pada tahun 2019, hingga akhirnya hiatus di tahun 2022. Kini ia mulai aktif menulis kembali dan sedang menjelajah sebagai penulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pabrik Meises C - Avarina Sisy

30 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 30 Juni 2024   07:30 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nah, terima kasih. Aku tidak lupa, kok. Hanya memastikan." Indi pun tersenyum.

"Oke, aku akan ceritakan soal mati listrik di episode terpisah saja. Lanjut ke kisah intinya."

Indi mulai melanjutkan ceritanya.

Hari itu, sebelum listrik mati. Salah satu dari pegawai pabrik itu sedang memindahkan sisa-sisa coklat ke tempat yang lebih kecil. Coklat sisa adonan meises inilah yang sering dijadikan bahan permen coklat aneka bentuk yang dijual di kantin sekolah-sekolah.

"Untuk dibilang sisa, sebenarnya jumlah coklat itu terlalu banyak. Aku lupa harus menyebut nama tempatnya apa? Anggap saja kuali besar?" lanjut Indi setelah menjeda ceritanya sebentar.

Pegawai perempuan itu baru selesai memakai sarung tangan. Lalu, mengatur agar mesin itu hanya mengaduk pelan agar coklat tidak kembali mengeras.

Ctak! Seisi pabrik itu seketika gelap. Listrik padam, mesin itu pun mati dan tidak lagi mengaduk coklat sesuai dengan yang semestinya.

"Aduh! Mati lampu lagi, kapan pulangnya kita kalo gini?" ujar salah satu pegawai yang sebelumnya sedang menyapu.

"Iya, nih. Anto kamu nyapu dekat generator listrik, kan? Kita pakai itu saja sebentar," kata Susan, pegawai lain yang sedang mengepel lantai di bagian lain pabrik.

Sedangkan Sinta, meskipun dalam gelap ia tetap memindahkan sisa adonan coklat. Karena takut coklat itu akan memadat lebih cepat jika tidak di aduk.

Bruk!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun