Budaya dibentuk dari beberapa unsur yaitu sistem politik, adat istiadat, agama, bahasa, pakaian, perkakas, karya seni, karya bangunan, lingkungn, mata pencaharian, dll. Budaya manusia tidak bersifat pasif.
Melainkan aktif, terus berkembang untuk mendukung cara atau tatanan hidup tertentu dalam masyarakat, dalam menghadapi tantangan/kesulitan, menyesuaikan diri dengan situasi, atau bahkan memimpin perubahan (merekayasa situasi), sehingga kehidupan masyarakat tersebut menjadi semakin baik, aman, damai dan sejahtera. Budaya dapat berkembang secara bersama dalam suatu kelompok masyarakat secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sebagai contoh entitas karya seni dalam budaya Dayak terdapat di Rumah Betang. Di Rumah Betang terdapat semua unsur budaya[1] Dayak, yaitu bahasa, sistem pengetahuan, sistem teknologi dan peralatan, sistem kesenian, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan.Â
Rumah Betang dibuat begitu tinggi sebagai hasil dari akal budi masyarakat Dayak antara lain untuk menyikapi bahaya banjir, binatang buas atau dalam masa perang mengamankan warganya dari serangan musuh. Mengapa begitu banyak keluarga bergabung dalam sebuah rumah panjang tentu untuk memudahkan pengamanan, membangun solidaritas, memudahkan komunikasi, dan sebagainya. Arsitektur rumah betang memperlihatkan karya seni yang luar biasa dan kaya akan makna.
Bagaimana masyarakat Dayak mengolah padi menjadi beras dengan menciptakan gisar (suku Suruk menyebutnya kise), yaitu alat giling padi dan kemudian menumbuk padi secara bersama-sama, memperlihatkan budaya yang tinggi dalam menciptakan alat yang memudahkan hidup manusia dalam menghasilkan beras dan sekaligus membuat kerja menumbuk padi menjadi menyenangkan.
Apa yang mau dikomunikasikan dalam tarian adat penyambut tamu? Penghormatan, penghargaan, keterbukaan, hospitality dari tuan rumah, sekaligus membangkitkan persaan gembira, bangga dan agung pada tamu yang datang. Hal ini yang dilihat oleh Sartono Kartodirjo, ketika mengatakan bahwa seni budaya adalah wadah untuk mengutarakan sesuatu dengan efektif melalui kesenian.
Bahasa daerah yang sangat beragam yang dimiliki oleh suku-suku Dayak di Kapuas Hulu adalah bagian dari budaya Dayak. Bahasa adalah ungkapan dari seni komunikasi manusia. Bagaimana isi hati, buah pikiran, ide-ide diekspresikan melalui bahasa daerah masingg-masing, entah diekspresikan dalam bahasa verbal maupun non verbal adalah wujud ekspresi dari budaya masyarakat itu.
Bagian lain lagi dari seni yang masuk dalam budaya adalah lagu, tarian, seni tutur (bejandih, mengkana) merupakan bentuk dari ekspresi seni dan menjadi bagian dari budaya.
- Peradaban Dayak
Kebudayaan menghasilkan peradaban. Peradaban, menurut Alfred Weber, mengacu pada pengetahuan praktis serta intelektual dan juga sekumpulan cara yang bersifat teknis yang difungsikan untuk mengendalikan alam.Â
Secara umum pengertian peradaban adalah suatu kumpulan identitas terluas dari seluruh hasil budaya (kecerdasan akal budi) manusia (Hutington) untuk meningkatkan kualitas hidupnya, yang mencakup baik fisik seperti bangunan, jalan, tata kota, irigasi, system pertanian, maupun non fisik seperti nilai-nilai tatanan seni budaya ataupun IPTEK yang teridentifikasi melalui unsur obyek umum, seperti bahasa, sejarah, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang obyektif (Arnold Toynbee).
Istlah peradaban sering digunakan untuk menunjukkan penilaian pada perkembangan kebudayaan yang mana pada saat perkembangan kebudayaan tersebut mencapai titik tertinggi yang berwujud unsur budaya yang halus, indah, sopan, luhur, megah dan sebagainya. Maka suatu masyarakat dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi saat pemilik kebudayaan mampu menciptakan karya-kara  yang luar biasa tersebut.Â